BEKASI, MENARA62.COM – Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) melalui Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PPPM) menyelenggarakan kegiatan webinar nasional dengan tema “Strategi Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Penanaman Jiwa Kewirausahaan pada Generasi Muda”, Sabtu (4/9/2021). Kegiatan webinar tersebut kata Kepala PPPM Unkris, Isnaeni Yuliani, S.Pd, M.Si. diselenggarakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dimasa pandemi.
“Dari kegiatan ini diharapkan dapat menggali ide dan kreativitas generasi muda serta mendorong minat para generasi muda untuk berwirausaha,” kata Isnaeni Yuliani.
Hadir dalam kesempatan tersebut Rektor, Plt Dekan, para dosen, mahasiswa peserta KKN, desa binaan, dan kampus lain. Tampil sebagai narasumber Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa Drs Samsul Widodo MA, Sekretraris Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UMKM Drs Taskah Badrun MM, Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Unkris Dr. Susetya Herawati, pebisnis minuman kopi , JB Krisna Susanto S.IP dengan moderator Desnaya yang merupakan mahasiswa Unkris.
Lebih lanjut disampaikan Isnaeni, bahwa kegiatan webinar yang diikuti 200 peserta ini merupakan kegiatan pengganti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Program Studi Administrasi Publik FIA Unkris. Selain melalui zoom meeting, webinar juga disiarkan live streaming Youtube sehinggga tidak menimbulkan adanya kerumunan yang berpotensi menularkan Covid-19.
Kepanitiaan dalam kegiatan ini seluruhnya dilaksanakan oleh mahasiswa. Sebagai ketua pelaksananya Rizky Amalia dan sekretaris Dewi Pambudi.
Dekan FIA, Wayan Sugiana dalam sambutannya, menyatakan rasa bangga dan sekaligus berterimakasih kepada semua panita, khususnya pada Ketua PPPM yang dalam situasi pandemic ini tetap konsisten melaksanakan KKN dengan cara yang berbeda.
Menurut Wayan, mendorong mahasiswa agar memiliki mindset entreprener menjadi satu hal yang penting saat ini. “Jadi mahasiswa tidak menunggu tetapi justeru menciptakan, terutama menciptakan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat,” jelas Wayan.
Wayan berpesan bahwa dengan kewirausahaan ini yang terpenting adalahmahasiswa terus mengembangkan kreativitas, berani memulai, tekun dan konsisten terhadap apa yang dilakukannya.
Sementara itu Rektor, Dr. Ir Ayub Muktiono M.Sip. CIQaR, dalam sambutan yang sekaligus membuka acara webinar tersebut menyatakan bahwa bonus demografi harus disikapi dengan tumbuhnya jiwa entreprener bagi para mahasiswa. Apapun talenta atau minat yang dimiliki yang terpenting adalah berani memulai.
“Jika sudah memiliki keberanian maka lakukan kegiatan yang dicintai. Jangan lupa penting bagi mahasiswa memiliki integritas. Karena di dalam integritas ada kejujuran, tepat janji, tidak mudah putus asa terus mau belajar konsisten dan bersyukur,” kata Rektor.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa Drs Samsul Widodo MA mengatakan era disrupsi merupakan kondisi dimana banyak terjadi perubahan dan banyak muncul tantangan dikehidupan sehari-hari. Tantangan terbesar yang mengancam kegiatan usaha terbagi dalam tiga kelompok antara lain digital disruption, millenial disruption dan pandemic disruption.
Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, Kemendes menekankan beberapa aspek yakni peningkatan sumber daya manusia di tingkat desa, memaksimalkan potensi desa, pengembangan produk-produk unggulan pedesaan, peningkatan pengelolaan dana desa, serta mendukung program kampus merdeka sebagai langkah strategis dalam pembangunan pedesaan.
Senada dengan itu, Sekretaris Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UMKM Drs Taskah Badrun MM, menegaskan bahwa tantangan terbesar dalam penguatan ekonomi nasional adalah bonus demografi. “Bonus demografi menjadi tantangan baru bagi para generasi muda untuk lebih mempersiapkan dan membekali diri dengan keterampilan dan kreativitas dalam berwirausaha agar orientasinya tidak hanya menjadi Jobseeker tetapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan serta mengoptimalkan kebermanfaatan bagi orang lain,” tuturnya.
Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, yaitu melalui, transformasi usaha informal ke formal, transformasi tradisional ke digital dengan pemanfaatan teknologi , transformasi ke dalam rantai nilai, modernisasi koperasi dan pertumbuhan wirausaha produktif
Terkait langkah strategis pemulihan ekonomi melalui penanaman jiwa enterpreneur pada generasi muda, Ketua LPKK Unkris Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si memberikan gambaran pemetaan bahwa modal utama dalam menumbuhkan jiwa enterpreneur generasi millenial terbagi dalam empat domain, diantaranya modal intelektual (spiritual dan mental yang kuat), domain privat pada pembentukan karakter diri dan perilaku, serta domain publik yakni adanya pertumbuhan dan perubahan pada lingkungan setempat munculnya kebaruan yang mensejahterakan.
Semua itu membutuhkan keselaraan pemahaman terhadap pentingnya sain, teknologi, inovasi dan kewirausahaan,” jelasnya.
Menurut Herawati, teknologi dan kewirausahaan bagai dua sisi mata uang yang sama dalam menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia. Melalui teknologi, kita tidak lagi mengandalkan sumber daya alam saja namun bagimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mengolah potensi yang ada.
Lebih lanjut ditambahkan Hera, perlu adanya kolaborasi aktor dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan generasi muda yaitu pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta, media dan para generasi mudanya sendiri.
JB Khrisna, salah satu pengusaha muda Indonesia yang telah suskses mengembangkan bisnisnya di beberapa kota di Indonesia memberikan tips and tricks menjadi seorang enterpreneur millenial. Seorang enterpreneur muda menurutnya harus memiliki personality yang kuat yang dapat mendukung ide-ide dan gagasan-gagasannya. Kemampuan menganalisis SWOT juga menjadi titik terang keberlanjutan bisnis dapat dijalankan. Setelah bisnis atau usaha berjalan, seseorang juga harus bisa menguasai pasar dalam artian memiliki kemampuan dalam hal marketing.
“Personal branding juga menjadi salah satu gerbang pendongkrak kesuksesan start up sebuah usaha,” tutup JB Krisna.