MALANG, MENARA62.COM — Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng Taipei Medical University (TMU) dalam program magister dan doktoral. Senin (27/2/2017), TMU meilakukan presentasi beasiswa belajar lebih lanjut dalam bidang studi ilmu kesehatan di Auditorium UMM.
Dekan FIKES UMM, Yoyok Bekti Prasetyo, SKep, MKep, SpKom menyatakan, presentasi beasiswa ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan UMM ke TMU pada November 2016 lalu. TMU merespon positif, sekaligus tertarik bekerjasama dengan UMM dikarenakan sudah ada dosen UMM yang belajar di universitas swasta tertua di Taiwan tersebut.
Dengan berangkatnya dosen FIKES UMM untuk berlajar di TMU semakin memperkuat sumber daya manusia (SDM) di lingkungan fakultas. Sebanyak 11 dosen nantinya akan dikirim ke TMU untuk menempuh studi magister dan doktoral. “Semua terdiri dari program studi Farmasi, Keperawatan dan Fisioterapi,” jelas Yoyok.
Lebih lanjut Yoyok mengatakan ada beberapa kelebihan dan kesamaan antara TMU dan UMM. Di antaranya, konsentrasi TMU sangat jelas yaitu fokus di bidang kesehatan. Entah itu kesehatan masyarakat, keperawatan, fisioterapi, dan beberapa disiplin ilmu kesehatan lainnya. “Selain itu, TMU merupakan universitas dengan peringkat 47 se Asia dan peringkat 122 di QS World University Rangking,” ungkap Yoyok.
Dalam kesempatan tersebut juga dilangsungkan proses wawancara dosen FIKES UMM yang akan melanjutkan studinya di TMU. “Proses wawancara dilangsungkan hari ini juga, dan nantinya yang lolos akan diumumkan dan langsung mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari TMU hari ini juga,” imbuhnya.
Selain presentasi beasiswa dan rekrutmen, dilangsungkan juga kuliah tamu oleh TMU yang diwakili oleh Prof Ya-Wen Chu dari College of Public Health and Nutrition. Salah satu yang banyak diuraikan Ya-Wen Chiu adalah peralihan dari Millenium Developmental Goals (MDGs) menuju Sustainable Developmental Goals (SDGs).
Ya-Wen Chiu juga membahas lebih dalam mengenai keprihatinannya terhadap angka kematian pasca melahirkan yang tinggi di sejumlah negara. Menurutnya, sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh beberapa hal, seperti pendarahan, komplikasi, atau penyakit berbahaya semisal malaria dan HIV.
“Latar belakang peningkatan kematian ibu, yakni memiliki banyak anak, rendahnya tingkat pendidikan, usia yang terlalu muda atau terlalu tua saat hamil dan melahirkan, atau mengalami diskriminasi gender,” jelasnya dihadapan mahasiswa FIKES dan FK UMM.