26.4 C
Jakarta

Film Beredar Bebas di Ranah Media Sosial, LSF Imbau Masyarakat Budayakan Sensor Mandiri

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Lembaga Sensor Film terus melakukan sosialisasi budaya sensor mandiri untuk semua kalangan masyarakat. Hal ini dilakukan mengingat film banyak beredar luas diranah media sosial.

“Film beredar di media sosial baik panjang maupun pendek jumlahnya sangat banyak. Kita tidak mungkin melakukan sensor semua film, apalagi yang berbasis elektronik,” kata Sekretaris Komisi II LSF Roseri Rosdy Putri pada taklimat media, Rabu (22/4/2021).

Di 2020 saja, LSF baru dapat menyensor 599 film. Jumlah tersebut belum seberapa dibanding film yang beredar di ranah media sosial dan dapat diakses oleh siapapun.

Karena itu, LSF mengajak masyarakat untuk melakukan budaya sensor mandiri terhadap tontonan film. Budaya sensor mandiri ini penting untuk menjaga anak-anak dan remaja dari paparan film yang tidak senonoh.

“Film sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak, kita harus pahami itu,” tambahnya.

Menurutnya budaya sensor mandiri memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih selektif melakukan pengecekan klasifikasi film. Karena, klasifikasi film tersebut tidak sembarang.

Budaya sensor mandiri lanjut Roseri harus dijadikan sebagai sebuah gerakan nasional. Hal ini penting agar masyarakat lebih mengerti mana film yang cocok dikonsumsi mana yang tidak boleh ditonton anak-anak dan sebagainya.

Ia mengatakan, LSF secara masif melakukan sosialisasi regulasi dalam membuat film. Dan itu menyasar para pembuat film, seperti di antaranya terkait adegan. Agar adegan tidak masuk dalam pornografi dan kekerasan. Tujuan agar adegan dalam film tidak ditiru anak mengingat dapat membentuk karakter anak.

“Misalnya adegan kekerasan, kita tetapkan ada batas-batasnya, tidak boleh dilanggar, karena akan menimbulkan inspirasi bagi anak,” tambahnya.

Ia mengatakan, perhatian kepada anak-anak terkait film juga harus ditingkatkan. Peran orang tua dalam mengawasi anaknya menjadi sangat penting.

Orang tua dapat membantu anak melakukan sensor film sejak dini. Sebab, jika kebobolan, beberapa adegan yang tak layak untuk anak dikhawatirkan memberikan pengaruh buruk.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!