YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Mahasiswa sebagai sosok yang diharapkan bisa membawa perubahan yang positif harus mempunyai bekal yang kuat, baik ilmu pengetahuan, keterampilan maupun moralitas serta keimanan untuk menyambut janji keberhasilan dimasa depannya. Hal ini salah satunya coba digugah oleh Gerakan Mahasiswa Peduli (GMP)Yogyakarta dengan menggelar diskusi via zoom mengangkat tema Menjadi Mahasiswa Aktif dan Prestatif, Ahad (22/8/2021).
GMP adalah sebuah gerakan anak muda yang peduli dengan masyarakat khususnya mahasiswa dan pemuda yang sedang merajut asa dan hal ini dilakukan dengan memperkaya dan memperdalam pengetahuan anggota.
Acara diskusi yang digelar kerjasama dengan Awardee Scholarship tersebut merupakan upaya menanamkan jiwa intelek sehingga diharapkan para peserta selalu haus akan ilmu dan terus termotivasi untuk melakukan kegiatan yang produktif untuk dirinya dan sekitar.
Selain itu, tujuan dari kegiatan menurut Husein Faisal, Founder GMP yakni untuk menanamkan jiwa peduli terhadap pentingnya manjadi pemuda yang peduli akan keadaan sekitarnya. “Baik peduli pada keadaan social, ekonomi, dan aspek lainnya, karena arah bangsa ke depan ada di tangan pemuda,” katanya kepada Menara62.com.
Dalam diskusi tersebut materi mengenai menjadi mahasiswa aktif dan prestatif disampaikan oleh Saufa Ata Taqqiya SH, Alumnus International Program FH UII ( Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia ) Yogyakarta, Indonesia dengan IP/GPA: 3.98 (Cum Laude) yang ditempuh sejak September 2014 – Jun 2018 dan mendapatkan Pin Emas sebagai lulusan terbaik pada Agustus 2018. Saat ini Saufa bekerja sebagai legal editor pada Klinik Hukumonline.com yang menyediakan konsultsi hukum dan pendidikan hukum kepada public yang menggawangi penulisan, editing dan publishing artikel, podcast dan media sosial serta mengatur diskusi sebagai perusahaan teknologi hukum unggul di Indonesia.
Sebelumnya juga sebagai Associate Lawyer, Soengkar @ Partner Law Office , Jakarta dan di saat kuliahpun aktif sebagai asisten peneliti, asisten editor pada Journal Iuq Quia Justum Law Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Sederetam kegiatan lainnya antara lain Indonesia Second Best Memorial Award Indonesia National Round of the ICRC International Humanitarian Law Moot Court Competition, Jakarta (2017), Champion, Best Speaker MIDEON National Debate Competition, Universitas Sebelas Maret, Solo (2017), First Runner Up National Newbie Debating Competition (British Parliamentary System), Yogyakarta State Univeristy, Yogyakarta (2015) dan Beasiswa Scholar CIMB Niaga Scholarship (2016-2018) & Bukopin Bank Scholarship (2015-2016) serta aktif di Panti Asuhan Baitul Qowwam sebagai ketua divisi pemberdayaan dan seabrek kegiatan lainnya.
Menurut alumni Gontor ini menjadi mahasiswa yang plus-plus adalah menambah status sebagai mahasiswa yang juga aktivs, dai, enterpreuner, penulis dan sebagainya. Hal ini bisa dicapai dengan menginvestasikan waktu untuk hal yang positif dengan menghargai setiap detik waktu sebagai investasi akhirat. “Barakotalogi sebagaimana dikutip dari Kyai Hassan Abdullah Sahal Gontor bahwa bergeraklah, kamu tak sendirian. Akan selu ada dan seterusnya intervensi Tuhan. Jangan pernah takut bergerak selama kamu tanpa pamrih, benturan dan gesekan itu hanya bumbu dan bukan cita rasa. Tuhan yang akan mengatur kemana setiap mahkluk-Nya akan berorbit,” katanya.
Sementara itu pemateri berikutnya adalah Putri Wijayanti, M.Sc.yang menyampaikan mengenai kiat kiat mendapat beasiswa bergengsi (LPDP & Beasiswa S3) dengan segala perjuangan dalam mencapainya.
Putri saat ini merupakan Research Assistant pada Research Center for Biotechnology, Universitas Gadjah Mada serta Staf Pengajar Biologi di BIAS Boarding School, Yogyakarta dan saat ini sedang mempersiapkan diri untuk program Pelatihan Bahasa Jepang di Osaka University, Research Student serta Ph.D program di NAIST, Jepang.
Menurut wanita kelahiran Kebumen yang menempuh S1 Program Studi Pendidikan Biologi UNY dan S2 Biologi UGM ini bahwa salah satu yang menjadi penyemangatnya adalah meluruskan niat dalam mencari ilmu, sebagaimana Hadist, Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan Al-Albany).
Membangun kapasitas diri, adalah kata kunci yang harus dicamkan untuk memantaskan diri mendapatkan prestasi dan beasiswa, diantaranya adalah bahwa penguasaan Bahasa Inggris is a must, ikuti komunitas-komunitas yang mendukung tujuanmu,bangun koneksi dengan kampus tujuan, dosen alumni, email (nama, latar belakang terkait keilmuan, mengapa tertarik calon supervisor yang dituju. “Jangan lupa sampaikan maksud, lampirkan CV serta memenuhi persyaratan dasar untuk aplikasi beasiswa serta cek website dan aktif membuat akun pendaftaran,” katanya.
Menurut penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia, LPDP untuk studi Magister Dalam Negeri di Universitas Gadjah Mada 2016 dan Research Student, MEXT Scholarship G to G Scheme, Japan 2021 ini bisa tercapai dengan fokus pada tujuan dan setia pada proses serta menyandarkan harapan semata kepada Sang Khalik.
Acara yang diiikuti hampir 50 peserta ini sebagai pemicu untuk menjadi mahasiswa yang aktif dan prestatif dapat akan membuka peluang mendapatkan beasiswa bergengsi serta memberikan bakti sebesarnya untuk negeri dan jalan menggapai ridho Ilahi.