JAKARTA, MENARA62.COM – Industri kosmetika tetap mempesona, pandemi pun tak mampu memudarkannya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun lalu industri kosmetika tanah air berhasil membukukan kenaikan penjualan hingga 9,61 persen. Pemasaran kosmetik di pasar daring bahkan mencapai nilai Rp11 miliar, atau setara dengan 112 ribu transaksi.
Sementara data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan industri kosmetika mengalami kenaikan jumlah perusahaan hingga 20,6% per September 2022. Pertumbuhan ini menuntut tersedianya SDM tenaga kerja bidang kosmetika yang mumpuni.
Bekerja sama dengan Mustika Ratu, Universitas Pertamina (UPER) mengembangkan program sains kosmetik guna menjawab kebutuhan pasar. “Melalui program sains kosmetik yang berfokus pada aspek formulasi, kualitas, dan keamanan kosmetik, diharapkan lulusan akan memiliki kapabilitas dalam mengembangkan kosmetik aman dan sesuai dengan ragam kondisi kulit masyarakat Indonesia,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina, Budi W. Soetjipto, Ph.D., ditemui di sela kegiatan Indonesia International Education Training Expo (IIETE) 2023.
Pada gelaran IIETE yang berlangsung 16 hingga 19 Februari 2023, Universitas Pertamina hadir di anjungan B9a Jakarta Convention Center Hall B bersama Mustika Ratu, Universiti Teknologi Petronas (UTP) dan Tenaga Nasional University (UNITEN) dari Malaysia, serta STIKES Pertamedika.
Budi menambahkan, Universitas Pertamina dan Mustika Ratu mempersiapkan skema pendidikan terbaik, seperti menghadirkan dosen praktisi dan para ahli materi penyusun kosmetik. Hingga kesempatan kerja praktek di PT Mustika Ratu.
Ketua Program Studi Kimia Universitas Pertamina, Dr. Nila T. Berghuis, M.Si., menyampaikan bahwa kerja sama dalam pengembangan sains kosmetik menjadi kesempatan besar bagi mahasiswa di bidang skincare dan kosmetik.
“Proses edukasi yang didampingi langsung oleh Mustika Ratu akan menjadi peluang pembelajaran yang besar bagi para mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya menelaah bahan baku pembuatan produk kecantikan dan perawatan kulit. Namun juga keberlangsungan produk bagi keamanan lingkungan, seperti dampak dari limbah bahan kimia penyusun produk kosmetik,” ujar Nila.
Siska, siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 28 Jakarta mengutarakan ketertarikannya pada industri kosmetika. “Meskipun dari jurusan kebidanan di SMK, saya memiliki ketertarikan dalam bidang pengembangan bahan kimia di aspek kesehatan. Menurut saya hal ini berkaitan dengan keselamatan dan keamanan bagi masyarakat dalam mengonsumsi suatu produk. Mengetahui UPER memiliki peminatan sains kosmetik, jadi ingin bergabung,” tutur Siska.