28.9 C
Jakarta

Gandeng TaniHub, Ditjen Dikti Dorong Lahirnya 2,5 Juta Petani Milenial

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Pertanian merupakan bidang multisektor, mulai dari antropologi, komunikasi, dan lainnya. Sinergi tersebut perlu diakselerasi untuk membantu petani – petani milenial menjadi tulang punggung pembangunan perekonomian negara.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pendidikan Tinggi, Nizam. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) telah melakukan penjajakan awal mengenai kolaborasi dengan TaniHub Group pada hari Senin (22/03) di ruangan command center, Gedung D Lt. 10 Ditjen Dikti. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mengidentifikasi potensi – potensi kerja sama yang dapat dilakukan antara Ditjen Dikti dan TaniHub.

Saat ini masih terdapat produk – produk pertanian yang merupakan produk impor, seperti buah – buahan yang diimpor dari Kolombia, Panama dan negara lainnya. Padahal apabila dilihat kembali, Indonesia memiliki berbagai jenis buah – buahan, seperti berbagai macam jenis varietas buah mangga, buah pisang dan lain sebagainya.

“Sudah waktunya Indonesia membangun kedaulatan pangan, menjadikan Inedonesia sebagai negara eksportir terbesar produk pertanian,” ujar Nizam dalam siaran persnya, Selasa (23/3/2021).

Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seharusnya dapat menduduki negara eksportir pertanian terbesar di dunia. “Amat sangat aneh ternyata eksportir terbesar produk pertanian ke dua di dunia adalah Belanda,” tutur Nizam.

Ia mencontohkan bagaimana Belanda yang memiliki sumber daya alam tidak lebih dari sumber daya alam di Indonesia, akan tetapi dapat menjadi eksportir pertanian terbesar ke dua di dunia. “Hal tersebut menjadi tantangan bagi kita”, lanjut Nizam.

Sinergi menjadi kata kunci dalam membangun kedaulatan Indonesia. Seperti saat ini Ditjen Dikti sedang mempersiapakan nota kesepahaman bersama menteri kelautan dan perikanan untuk membangun kedaulatan pada sektor kelautan dan perikanan dan juga sudah melakukan kerja sama lewat nota kesepahaman dengan kementerian pertanian.

“Sudah waktunya sinergi dibangun antara kampus, start up, dan sektoral lainnya untuk bersinergi, karena tanpa sinergi kita hanya akan jalan di tempat,” kata Nizam.

Ditjen Dikti bekerja sama membangun 2,5 juta petani milenial untuk mencapai kedaulatan pangan. Nizam menambahkan bahwa tidak hanya di on farm, akan tetapi di off farm pun banyak sekali yang perlu diperhatikan, seperti edukasi kepada petani dan lain sebagainya.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Ade Kadarisman, Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti, Astri Purnamasari, VP of Corporate Service at TaniHub Group, Ade Mulya, Head of Corporate Communication and Government Relations at TaniHub Group, dan Daeng Sanyoto, Head of Partnership and Social Impact at TaniHub Group.

Ade mengatakan banyak sekali kontribusi – kontribusi konkret dalam pengembangan ekosistem digitalis berbasis pertanian, finansial pertanian, logistik pertanian, dan lain sebagainya oleh TaniHub. Hal tersebut sejalan dengan apa yang sedang dioptimalkan atau disinergikan oleh Ditjen Dikti terkait dengan optimalisasi kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.

Dalam kesempatan yang sama Astri mengatakan, TaniHub telah bekerja sama dengan beberapa kampus untuk membuat mata kuliah khusus mengenai pertanian, dari hulu sampai hilir serta telah membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk magang secara profesional, sehingga membantu meningkatkan performa perusahaan.

“TaniHub sangat terbuka bagi kampus yang ingin melakukan riset atau penelitian di TaniHub,” ujar Astri.

Astri mengharapkan dengan bekerjasama dengan kampus, maka pengembangan teknologi di perusahaan ada landasan ilmu dan teorinya yang membenarkan setiap pergerakan dari perusahaan.

Diakhir pertemuan tersebut, Nizam mengatakan banyak sekali ide – ide yang telah diciptakan oleh mahasiswa, termasuk membawa teknologi 4.0. “Banyak sekali potensi yang dapat disinergikan dan akan mengakselerasi lahirnya start up – start up baru,” pungkasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!