27.3 C
Jakarta

Gelar Diskusi TB, Dompet Dhuafa Ingin Hentikan Diskriminasi dan Stigmanya

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Dompet Dhuafa Bersama PTTEP undang para penyintas tuberkulosis (TB) dan pelbagai lembaga-lembaga yang fokus terhadap isu TB untuk membahas eliminasi penyakit ini di tahun 2030.

Kegiatan yang bertajuk “Meeting, Sharing, and Collaborating for Eliminating TB 2030” ini menghadirkan narasumber seperti Windy Oktaviana dari Kementerian Kesehatan, Muhammad Hafiz sebagai praktisi kesehatan, dan Yeni Purnamasari dari Dompet Dhuafa.Kegiatan ini dilaksanakan di Kemang Icon, Jakarta Selatan, Jumat (29/3) siang.

Selain dari itu kegiatan ini menghadirkan penyintas TV, Bambang Ismaya. Lelaki ini sebelumnya menderita TB kebal antibiotik sejak tahun 2014. Tahun 2016, lelaki ini sempat berpikir untuk untuk bunuh diri.

“Kalau liat plafon di rumah, kayak ada yang panggil buat gantung diri di sana,” tutur Bambang.

Hal tersebut terjadi karena diskriminasi yang dialaminya semasa pengobatan.

“Keluarga pada nuduh malas gitu. Padahal obat TB itu bisa bikin lemes sampe seharian dan pengobatannya kan tiap hari,” lanjut Agus.

Di tahun 2016, Agus sembuh dari TB.
Diskriminasi dan stigma yang dialami Agus acap kali dialami oleh para penyintas TB. Hal ini diakui oleh Dinsar Manik dari PETA (Pejuang Tangguh), lembaga yang diinisiasi oleh para penyintas untuk mendampingi pasien TB berobat.

Stigma dan diskriminasi menurut Dinsar seperti pemecatan secara halus dari perusahaan salah satunya.

“Kalau bicara soal penuntasan kasus TB, tentunya kita perlu menuntaskan juga masalah yang menghalangi untuk berobat seperti diskriminasi dan stigma ini,” tutur Rosita Rivai selaku General Manager Divisi Kesehatan Donpet Dhuafa.

Untuk itu, maka menurut Rosita diskusi ini kemudian menjadi ajang perumusan bagaimana menuntaskan permasalahan TB ini dimulai dari sendiri.

“Betul, TB ini berbahaya tapi bisa diobati. Namun penyakit yang lebih berbahaya tentu diskriminasi dan stigma yang jelas-jelas bisa dapat membunuh dan tiada obatnya untuk penderita,” lanjut RRosita

Sebagai gambaran bahwa penyakit TB merupakan penyakit yang dapat diobati (curable) sekaligus dapat dicegah (preventable).

Sejak Tahun 2004-2019 LKC Dompet Dhuafa mengelola program TB di 14 Kota/kabupaten, diantaranya DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Bangkalan, kabupaten Sumenep, Kota Palembang, Kota Makassar, Kota Jayapura.

Upaya ini akan semakin di perkuat dengan sinergi dan kerjasama kemitraan serta kampanye kepedulian TB pada bulan Maret 2019 yang diperingati sebagai hari Tuberkulosis Sedunia. Tahun 2019 ini tema hari TB “Saatnya Indonesia bebas TB, Mulai dari Saya” sesuai dengan tema TB Day Global “Its Me”.

PTTEP sendiri sebagai mitra dari Dompet Dhuafa, adalah salah satu perusahaan yg memiliki kepedulian pada pemberantasan TB, bermitra dengan Dompet Dhuafa membuka layanan TB center di Gerai Sehat Rorotan, utk melayani pasien TB, memantau pengobatan sampai sembuh dan melakukan promosi kesehatan di masyarakat dengan berbagai kegiatan edukasi dan pemberdayaan kader sehat di 3 kecamatan di Jakarta Utara.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!