JAKARTA, MENARA62.COM — Lembaga amil zakat nasional persyarikatan Muhammadiyah DKI Jakarta dalam hal ini Lazismu menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta. Rakerwil diikuti oleh Lazismu se-DKI baik di tingkat pimpinan daerah, cabang dan ranting maupun di lingkungan amal usaha Muhammadiyah.
Rakerwil berlangsung pada 29-30 Maret 2019, dengan materi bahasan terkait fikih zakat, manajemen kelembagaan dan program, serta strategi fundraising. Manager Regional Lazismu DKI Jakarta, Budi Fajrin mengatakan perhelatan ini merupakan amanah Lazismu Pusat.
Melalui Rakerwil ini, lanjut Budi sebagai ajang konsolidasi, koordinasi dan komunikasi dengan semua unsur persyarikatan dan AUM. Selain itu, ada dua poin yang perlu disampaikan menurutnya. “Pertama soal optimalisasi pembentukan Lazismu di tingkat persyarikatan, kedua, dalam rangka memperkuat komunikasi dan koordinasi,” jelasnya.
Budi menambahkan, Lazismu harus bergerak seoptimal mungkin sehingga bagi yang sudah ada Lazismu baik di tingkat daerah dan cabang serta AUM dengan kantor layanannya perlu ditingkatkan kembali. “Sedangkan yang belum berdiri agar dapat terbentuk untuk program pemberdayaan dan sosial dakwah,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua PWM DKI yang diwakili oleh Wakil Ketua Drs. H. Tjuandi mengungkapkan semua yang berpartisipasi dalam persyarikatan harus mampu melakukan tafsir terrhadap rukun Islam.
Rukun Islam adalah ketundukan seorang muslim kepada tiang agama dan akidah. “Syahadat adalah ketundukan lisan, salat merupakan ketundukan fisik dan tidak boleh sombong, puasa ketundukan hati dan nafsu, zakat ketundukan kepada harta dan haji merupakan ketundukan dari rukun-rukun Islam sebelumnya,” paparnya.
Tjuandi menilai bahwa amil dan pengurus Lazismu dalam konteks modern ini bukanlah peminta-minta dalam arti tekstual, melainkan seorang mujahid yang berjuang untuk pemberdayaan umat.
Pada kesempatan itu, Badan Pengurus Lazismu Nuryadi Widji Harjono mengatakan, partisipasi semua unsur persyarikatan merupakan sumber potensi gerakan zakat. “Termasuk ortom-ortom yang ada di Muhammadiyah dan mendorong gerakan zakat di tingkat gerakan Aisyiyah,” tandasnya.
Kantor layanan ini, lanjut Nuryadi menjadi wadah koordinasi antar unsur di persyarikatan sehingga dapat memperkuat dakwah sosial dan pemberdayaan umat, ungkapnya.
Di sela-sela acara Rakerwil, Lazismu DKI menyerahkan bantuan yang disaksikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI untuk program Save Our School (SOS) kepada SD Muhammadiyah 52 Bukit Duri, dan SD Muhammadiyah 16 Tanjung Lengkong, Jatingera, Jakarta. Di samping itu, juga diberikan bantuan kepada 21 Guru dalam program Peduli Guru. (na)