JAKARTA, MENARA62.COM — Pasar otomotif Indonesia semakin ramai dengan hadirnya pabrikan-pabrikan asal China yang akan bersaing dengan perusahaan mobil Jepang maupun Eropa di Indonesia pada tahun 2018.
Wuling Motors telah menjajal duluan ketatnya pasar di segmen mobil serbaguna kecil (low multi purpose vehicle/LMPV) melalui seri Confero yang dijual dengan harga yang begitu kompetitif, mulai Rp128 juta hingga Rp162,9 juta.
Antara melansir, data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) hingga November 2017, Wuling mencatatkan penjualan 3.918 unit Confero sejak diluncurkan pada Agustus.
“Kami yakin dalam bulan terakhir ini bisa mencapai 5.000 unit,” kata Vice President VSSM Wuling Motors, Cindy Cai, dalam pertemuan akhir tahun bersama wartawan di Sentul, Jawa Barat, Senin (18/12/2017).
Pabrikan berlogo lima berlian berbentuk huruf W itu bahkan sudah mulai memperkenalkan Wuling Cortez yang menyasar pasar MPV menengah, segmen yang selama ini dikuasai oleh Toyota Innova.
Ketika ditanya apakah Wuling akan bertarung untuk menyaingi pabrikan-pabrikan Jepang yang telah lama menancapkan eksistensinya di Indonesia, Dian Asmahani selaku Brand Manager Wuling Motors Indonesia menyatakan saat ini pihaknya hanya fokus dalam memberikan pilihan terbaru kepada calon konsumen MPV di Indonesia.
“Produk pertama Low MPV kedua MPV menengah. Kami fokus ke produk itu dahulu,” kata Dian. “Makin bayak produk MPV di Indonesia, konsumen Indonesia punya semakin banyak pilihan dan akan mendorong ke arah lebih baik.”
Mendongkrak penjualan
Selain Wuling, Sokonindo Automobile juga resmi memasuki pasar otomotif Indonesia sekaligus memproduksi kendaraan roda empat di Tanah Air.
Sokonindo akan menggarap pasar yang berbeda dengan Wuling, yakni kendaraan komersial dengan meluncurkan mini pick-up bernama Super Cab dan segmen Sport Utility Vehicle (SUV) dengan produk Glory 580.
Kendati belum memiliki harga pasti, Alexander Barus selaku CEO Sokonindo membocorkan kisaran harga untuk Glory 580.
“Untuk Glory lengkap sekitar Rp300-350 jutaan. Tapi, kami belum tentukan,” kata Alex di Serang, Banten, pada akhir November 2017, kemudian menambahkan terdapat dua pertimbangan dalam menentukan harga, yakni memberikan nilai tambah kepada konsumen dan kesiapan layanan purna jual.
Langkah dua industri otomotif asal Tiongkok yakni PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) dan PT Sokonindo Automobile dengan memasuki pasar otomotif Indonesia sekaligus memproduksi kendaraan roda empat di Tanah Air disambut positif oleh Pemerintah Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan hadirnya dua pabrikan asal China itu membuat pilihan produk otomotif di dalam negeri menjadi lebih banyak.
“Pasar lokal tentu diberi pilihan produk, pilihan tipe, pilihan teknologi dan juga pilihan harga yang terjangkau,” kata Airlangga usai menghadiri peresmian pabrik PT Sokonindo Automobile di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, pada akhir November 2017.
Tidak hanya itu, kehadiran Wuling dan Sokon juga diproyeksikan akan mendongkrak penjualan mobil Tanah Air pada 2018 hingga mencapai 1,2 juta unit.
“Tahun depan bisa menggeliat naik sampai 1,1 atau 1,2 juta unit. Walaupun tahun ini tidak akan sampai 1,2 juta, paling-paling 1,06 juta sampai mendekati 1,1 juta unit,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI Haris Munandar di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/122017).
“Banyak produk baru, juga ada dua pemain dari China, Wuling dan Sokon,” kata Haris.
Gebrakan dari mobil-mobil China juga berpotensi memperlebar pasar penjualan di segmen kendaraan penumpang (MPV) maupun kendaraan niaga karena Wuling dan Sokon menawarkan harga yang kompetitif sehingga mampu menarik minat konsumen.
“Ada pelebaran pasar di segmen yang mereka mainkan. Orang masih fokus pada harga, dan mereka menyasar pasar itu,” katanya.
Segmen gemuk
Wuling dengan Confero dan Cortez akan langsung berhadapan dengan pabrikan asal Jepang yang mendominasi pasar MPV di Indonesia.
Bagi pabrikan, segmen MPV terutama LMPV menawarkan market yang besar karena menyumbang penjualan 232.803 unit atau sekira 23 persen –tidak termasuk MPV menengah dan mewah– dari total 994.436 unit sepanjang Januari-November 2017.
Toyota menjadi raja di segmen Low MPV dengan produk “sejuta umat” Avanza yang terjual secara wholesales –pabrik ke diler— mencapai 109.529 unit sepanjang 11 bulan 2017, berdasarkan data Gaikindo.
Mitsubishi Xpander dengan angka pemesanan mencapai 40 ribu unit hingga awal Desember 2017 juga patut diperhitungkan sebagai model yang laris pada tahun depan.
Dengan ketatnya persaingan antara Avanza, Xenia, Ertiga, Mobilio hingga Xpander, kehadiran Wuling Confero yang terjual hampir 4.000 unit hingga November setidaknya membuktikan bahwa mobil asal China itu juga diterima oleh konsumen di Indonesia.
Niat Wuling untuk bertarung di segmen MPV juga terlihat jelas dengan kehadiran Wuling Cortez yang mengincar pasar Toyota Innova di kelompok MPV menengah.
Walaupun belum mengumumkan harga resminya, namun Cortez menyiapkan beragam fitur termasuk sunroof sebagai senjata untuk bersaing di pasar dengan karakter konsumen yang lebih mapan dan dewasa itu.
Perang melawan stigma
Tidak dapat dipungkiri apabila sebagian kalangan masyarakat masih memandang sebelah mata atas produk otomotif dari China. Stigma itu mungkin saja masih membekas terutama bagi kalangan konsumen motor China pada tahun 1990 sampai pertengahan 2000-an yang mengalami kekecewaan atas layanan purnajual.
Dua pabrikan mobil itu pun sadar bahwa salah satu tantangan terbesar mereka di Indonesia adalah memperbaiki citra produk.
Untuk itu, Wuling menyatakan keseriusannya untuk bermain di pasar otomotif Indonesia melalui investasi pabrik dan layanan purnajual yang terus mereka bangun.
Brand & Marketing Director Wuling Motors, Jason Ding, menilai investasi pabrik di Indonesia yang dilaksanakan sejak dua tahun lalu merupakan jawaban atas keseriusan Wuling di Tanah Air.
“Yang jelas kami berusaha memperlihatkan dan meyakinkan bahwa kami ada di sini untuk jangka panjang, bukan datang dan pergi sesuka hati,” kata Ding di Bali pada Oktober 2017.
Ding juga menjelaskan bagaimana Wuling Motors melihat Indonesia tidak hanya sebagai sebuah pasar otomotif potensial, melainkan lokasi yang tepat untuk mengelola bisnis otomotif, termasuk melakukan kegiatan produksi dan menjadikannya sentra produksi untuk wilayah regional Asia Tenggara.
Adapun Sokonindo Automobile memiliki strategi khusus guna menampik stigma buruk atas produk China.
“Di China, ada kualitas kelas 3, 2 hingga 1. Semua ada. Nah, untuk Sokonindo ini pabriknya semua robot. Kita lakukan pengembangan di Amerika Serikat dan standar kualitas kita Quality Control (QC) dari Jepang, jadi pabrik kami ini kelas 1 kualitasnya,” kata Alexander Barus.
Ia menyatakan perusahaan joint venture antara Sokon Group Company Limited asal Hongkong dan Kaisar Motorindo Industri asal Indonesia itu menggunakan teknologi tinggi dalam memproduksi kendaraan guna menjaga kualitas sekaligus mematahkan stigma negatif tersebut.
Di sisi lain, konsumen Indonesia setidaknya menjadi pihak yang diuntungkan atas banyaknya pilihan kendaraan dari merek Jepang, Eropa hingga China, dengan persaingan harga yang semakin ketat. Lantas apakah mobil China mampu merebut pasar? Kita lihat hasilnya pada akhir 2018.