DONGGALA, MENARA62.COM — Gempa masih sering menggoyang Sulawesi Tengah. Situs BMKG.go.id melansir, pukul 02:57:51 WIB Jumat (16/11/2018), di Donggala, Sulawesi Tengah terjadi gempa dengan magnitudo 3,3. Pusat gempa berada di darat 42 km Tenggara Donggala.
Sekitar satu jam sebelumnya, tepatnya pukul 02:00:36 WIB, gempa juga menggoncang Mamasa, dengan pusat gempa berada di darat 21 km Tenggara Mamasa, dan magnitudo 3,2. Sehari sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) paling tidak mencatat ada 16 kali gempa dengan magnitudo antara 2,5 hingga 5.
Selain itu, BMKG juga menyatakan, gempa bumi berkekuatan 4,5 Skala Richter pada Kamis (15/11/2018) dini hari berada di 180 kilometer barat laut Kota Sabang, Provinsi Aceh tidak berpotensi tsunami.
“Gempa 4,5 Skala Richter (SR), Kamis (15/11/2018) siang tadi tidak berpotensi tsunami, lokasi gempa cukup jauh mengarah ke pulau Andaman (India) dan pusat gempa berada pada 180 kilometer barat laut Sabang,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang, Siswanto di Sabang, seperti dilansir Antara.
BMKG Aceh merilis, gempa magneto 4,5 SR mengguncang Kota Sabang, tepatnya pukul 11:31:30 Wib, lokasi 6.62 Lintang Utara (LU), dan 93.89 Barat Timur (BT) dirasakan pada MMI II Kota Sabang.
Siswanto menjelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan magneto 4,5 pada koordinat episenter 6,62 LU dan 93,89 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 180 km arah barat laut Kota Sabang, Aceh pada kedalaman 20 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat Sabang menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan yang dirasakan di daerah Sabang berkisar II MMI.
Menurutnya, gempa bumi yang terjadi di Wilayah Sabang ini, jika dilihat dari lokasi serta kedalamannya yang dangkal, merupakan jenis gempabumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas Zona Sesar Andaman Barat (West Andaman Fault).
“Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang.
Lebih lanjut BMKG mengimbau warga masyarakat di sekitar wilayah Sabang agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Denpasar
Pada Kamis (15/11/2018), BMKG pada pukul 00.23.28 WIB, juga melaporkan terjadi gempa bumi tektonik di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan M=5,3. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,59 LS dan 115,38 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 104 km arah selatan Kota Denpasar, Provinsi Bali pada kedalaman 38 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Tabanan,Karangasem, Kuta, Jimbaran, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat III-IV MMI, Gianyar, Klungkung, Nusadua, Legian, dan Sumbawa III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 00.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.