32.8 C
Jakarta

Gerakan Microfinance Muhammadiyah Rambah Kaltim

Baca Juga:

Samarinda,MENARA62.COM Sosialisasi Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) dalam menumbuhkan satu PDM satu BTM terus dilakukan oleh Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), setelah bulan kemarin di Malang – Jawa Timur dalam bentuk pelatihan koperasi syariah BTM,  kini kegiatan serupa telah merambah lebih jauh  lagi di pulau Kalimantan tepatnya di provinsi Kalimantan – Timur (Kaltim). Untuk mensosialisasikannya, kemarin, sejak tanggal 30 – 31 Juli 2019 kemarin di hotel Grand Sawit Samarinda – Kaltim seluruh jaringan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)Kaltim memperoleh literasi tentang praktek lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) secara langsung dari Induk BTM. 

Ketua Induk BTM Achmad Suud, dalam keterangan tertulisnya, menyampaikan, bahwa sosialisasi tentang BTM di Kaltim tidak lepas dari dukungan dan kemiteraan dari Kementerian Koperasi dan UKM selama ini. Ia berharap dengan adanya sosialisasi tersebut memberikan harapan baru bagi masyarakat Kaltim, untuk tumbuhnya BTM, baik itu LKMS atau Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). 

Potensi BTM di Kaltim itu berkembang, menurutnya ada, apalagi kesadaran warga Muhammadiyah di Kaltim untuk membumikan pilar ketiga (ekonomi) terus inovatif.  Maka dari itu kehadiran BTM akan mewarnainya, sebagai institusi intermediasi dan sekaligus pusat keuangan Muhammadiyah

“Untuk itulah kehadiran dari BTM di Kaltim sebuah keharusan, apalagi ini sudah menjadi bagian strategi  GMM  dalam menyemai microfinance syariah di wilayah Indonesia tengah,”terangnya.

Senada dengan Ahmad Suud, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Suyatman mengapresiasi terhadap Induk BTM dalam memberikan literasi dan sosialisasi tentang BTM di Kaltim. Apalagi Kaltim memiliki potensi ekonomi yang sangat luas, begitu juga dinamika pergerakan ekonomi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan warganya. Tentunya ini diperlukan sebuah BTM sebagai pusat keuangan Muhammadiyah yang mampu mengelola manajemen keuangan dengan baik.

Diyakini oleh Ketua PWM Kaltim, peran fungsi BTM memiliki korelasi terhadap pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah. Akan tetapi dalam mengelolanya diperlukan profesionalisme yang kuat, maka dari itu sumber daya manusia (SDM) perlu dipikirkan secara mendalam jika ingin BTM itu bisa berdiri. Terkait dengan hal itu, Suyatman meminta agar pengurus Muhammadiyah Kaltim memiliki terobosan baru, apakah mengambil SDM BTM  dari luar ataukah menugaskan SDM Kaltim untuk belajar dalam mengelola BTM. “Saya rasa dengan pendekatan ini bisa kita wujudkan dengan cepat,”ujarnya.

Sementara Fuad Assaddin Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim, berterimakasih kepada Induk BTM yang telah melakukan sosialisasi GMM untuk membangun koperasi syariah di Kaltim. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan tentang pengembangan koperasi syariah dan prinsip keuangan syariah. 

Apalagi sejauh ini dukungan masyarakat Kaltim untuk menanggalkan praktek ribawi animonya sangat besar, tapi tak didukung oleh infrastruktur institusi kelembagaanya. “Saya menyambut gembira kepada Muhammadiyah,  khususnya Induk BTM yang menginisiasinya dan hal ini sesuai dengan kepentingan kebijakan pemprov Kaltim,”tegasnya.

Fuad juga berharap kepada peserta, usai sosialisasi dan literasi tentang BTM PWM Kaltim membuat pilot project ditahun ini daerah mana yang akan segera berdiri BTM. Pemprov Kaltim akan mendukung dan memberikan pembinaan, sehingga mampu bermanfaat terhadap pengembangan ekonomi khususnya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kaltim.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!