JAKARTA, MENARA62.COM – Fenomena gerhana bulan penumbra (GBP) yang diprediksi terjadi Sabtu (11/1/2020) berpotensi membuat air laut mengalami pasang. Karena itu Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengingatkan masyarakat yang tinggal di dekat pantai, mewaspadai banjir rob.

“Pasang maksimum biasa terjadi kurang lebih 2 hari dari saat purnama atau gerhana. Jadi berpotensi terjadi banjir rob di pantai. Kejadiannya dua kali sehari, pagi dan petang,” katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/1/2020).

Menurutnya pasang surut air laut disebabkan oleh pengaruh gravitasi matahari dan bulan. Gravitasi bulan bisa menyebabkan pasang laut purnama ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus yang membuat pasang naik yang tinggi dan surut yang rendah.

“Kejadian tersebut muncul saat terjadi bulan baru dan bulan purnama,” lanjut Thomas.

Gerhana bulan penumbra yang akan terjadi pada 11 Januari juga akan mempengaruhi pasang air laut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi pasang naik air laut maksimum di Teluk Jakarta terjadi pada periode 9-12 Januari 2020.

Ketinggian maksimal yang bisa dicapai pasang naik itu bisa mencapai 0,6 meter yang berpotensi menghambat laju aliran air sungai masuk ke laut di Teluk Jakarta.

Gerhana bulan penumbra diperkirakan akan dimulai pukul 00.05 WIB dengan puncaknya terjadi pada pukul 02.10 WIB dan berakhir pukul 04.14 WIB.

Selain kemungkinan pasang air laut, BMKG juga memperingatkan akan adanya potensi hujan lebat di beberapa daerah Jabodetabek pada periode 9-12 Januari 2020.

Menanggapi kemungkinan itu, Kepala LAPAN memperingatkan agar masyarakat waspada banjir yang terjadi di daratan karena jika terjadi hujan lebat air akan melambat masuk ke laut akibat pasang.

“Dampak yang harus diwaspadai kalau terjadi banjir di daratan, air akan lambat surutnya karena tidak bisa terbuang ke laut dengan lancar. Hal lain yang harus diwaspadai kalau terjadi gelombang tinggi di laut, banjir rob akan melimpas ke daratan yg lebih jauh,” demikian Thomas Djamaluddin.