Ghosn belum berhenti. Ghosn, memang sekilas mirip penyebutan dengan Ghost. Hantu, dalam bahasa Indonesianya. Namun, ia memang menjadi hantu bagi Nissan Motor.
Ghosn, nama lengkapnya Carlos Ghosn (65). Carlos Ghosn adalah seorang pengusaha Brasil-Lebanon. Ia sempat memegang tongkat komando perusahaan mobil asal Yokohama Jepang, Nissan. Ia juga pernah memegang posisi yang sama di Renault, perusahaan otomotis asal Perancis.
Nissan memang menggigil. Pasalnya, regulator keuangan Jepang telah memerintahkan Nissan Motor Co untuk membayar 2,42 miliar yen atau sekitar Rp 320 miliar. Uang sebanyak itu, sebagai denda karena remunerasi mantan ketua dewan manajemennya Carlos Ghosn dan eksekutif lainnya, yang tidak dilaporkan selama bertahun-tahun.
Denda tersebut adalah yang tertinggi kedua yang diberlakukan oleh Badan Layanan Keuangan, setelah 7,37 miliar yen pada 2015 yang dikenakan kepada Toshiba Corp, untuk pemalsuan laporan keuangan, demikian mengutip Kyodo, Senin.
Situs Antaranews.com melansir, Komisi Pengawas Pasar Modal dan Sekuritas merekomendasikan pada bulan Desember lalu bahwa Badan Pelayanan Keuangan (FSA) harus mendenda Nissan, setelah mengajukan tuntutan pidana terhadap Nissan dan Ghosn pada tahun 2018.
Badan pengawas sekuritas itu menuduh Ghosn dan Nissan melanggar undang-undang instrumen keuangan dengan melaporkan paket pembayaran Ghosn sekitar 9,1 miliar yen dalam delapan tahun hingga Maret 2018.
Hebatnya Ghosn ini, sampai wakil menteri kehakiman Jepang Hiroyuki Yoshiie harus ke Lebanon untuk “menjemput” Ghosn. Hiroyuki Yoshiie melakukan perjalanan ke Lebanon guna memastikan, mantan pimpinan aliansi Nissan-Renault dapat kembali ke Jepang untuk diadili.
Hiroyuki Yoshiie meninggalkan Tokyo pada Sabtu (29/2/2020) untuk menemui Menteri Kehakiman Lebanon, Albert Serhan, pada Senin (2/3) ini. Inilah rencana Hiroyuki Yoshiie yang dilansir Kementerian Kehakiman Jepang kepada Reuters.
Ghosn, taipan otomotif yang memulai karirnya di pabrik Michelin Prancis. Ia meninggalkan Jepang menggunakan jet untuk pulang ke Lebanon yang menjadi kampung halamannya.
Ghosn yang tinggal bersama istri di Lebanon dan sempat membuat konferensi pers pada bulan lalu. Saat itu, ia menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah atas kejahatan keuangan yang dituduhkan pengadilan Jepang.
Ghosn mengatakan, ia melarikan diri ke Lebanon guna membersihkan namanya. Apalagi Lebanon tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang.
Ghosn pun mengeluarkan jurus hantunya. Ia kembali mencuit di Twitter pertama kalinya pada Kamis (27/2/2020). Ia mengajukan petisi pembebasan atas Greg Kelly, mantan eksekutif Nissan yang ditangkap di Jepang.
Renault
Tetapi Ghosn, juga dihantui Renault. Perusahaan manufaktur otomotif Prancis, Renault pada Senin (24/2/2020) mengajukan gugatan perdata kepada mantan pimpinan mereka Carlos Ghosn, dilansir AFP.
“Renault telah mengajukan tindakan hukum untuk menegaskan hak-haknya,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Renault menambahkan bahwa perusahaan berhak “untuk meminta ganti rugi dengan bunga” atas penyelidikan pada sejumlah klaim kejahatan keuangan di Perancis.
Renault menyatakan, akan bekerja sama dengan otoritas peradilan untuk menyelesaikan gugatan itu. Sebelumnya, Ghosn melalui pengacaranya, menunda pengajuan tuntunan untuk pembayaran uang pensiun senilai 270.000 dolar AS (Rp3,7 miliar).
Tentu saja, Renault menolak membayarkan dana pensiun. Ghosn kan tidak berhenti bekerja karena pensiun. Ia berhenti kerja karena tersangkut kasus hukum.
Saat ini, Ghosn pun sedang menghadapi penyelidikan di Prancis, atas pesta mewah di Istana Versailles pada 2016, yang diduga memakai uang Renault. Ada juga pesta ulang tahun yang ke-60 pada dua tahun sebelumnya, yang memakan dana 530.000 euro (Rp8,01 miliar) karena mengundang musisi top hingga chef andal.
Selain itu, Ghosn juga diselidiki oleh kantor pajak Prancis atas transaksi keuangan yang mencurigakan antara Renault dengan distributor di Oman.
Kabur
Ghosn telah melarikan diri dari Jepang ke Lebanon pada akhir Desember 2019. Pelarian dimulai ketika ia bisa bebas dengan jaminan. Ia sebetulnya menunggu persidangan atas tuduhan tidak melaporkan remunerasi dan penyalahgunaan keuangan Nissan. Tapi dia membantah semua tuduhan.
Denda terbaru dari Jepang pada Nissan, menargetkan remunerasi eksekutif perusahaan yang tidak dilaporkan selama empat tahun hingga Maret 2018, di mana undang-undang pembatasan belum berakhir.
Nissan mengatakan pada hari yang sama bahwa mereka akan mematuhi keputusan itu dengan tulus.
Sementara Ghosn, masih mencari cara menghilang…