JAKARTA, MENARA62.COM – Lima yayasan dibawah kelola Kowani mengalami dampak yang cukup signifikan akibat pandemi Covid-19. Dampak tersebut antara lain menurunnya jumlah pemasukan (pendapatan) yayasan, kurang optimalnya program, sulitnya melaksanakan program kerja yang sudah disusun sebelumnya, sulitnya melakukan koordinasi antar pengurus dan lainnya.
Hal itu terungkap dalam Rapat Kerja II Yayasan Kowani tahun 2021 yang digelar secara virtual, Jumat (22/1/2021). Rapat dihadiri Pembina, pengawas dan pengurus lima yayasan Kowani yakni Yayasan Seri Derma Kowani (1929), Yayasan Hari Ibu Kowani (1953), Yayasan Kesejahteraan Anak dan Remaja (1953), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dan Masalah Keluarga Kowani (1972) dan Yayasan Bina Daya Wanita Kowani (2007).
Ketua Yayasan Hari Ibu (YHI) Wiendu Nuryanti misalnya melaporkan terdapat penurunan pendapatan yayasan dari sektor hunian penginapan yang dimiliki yayasan. Penurunan hunian tersebut berkisar antara 70 hingga 80 persen selama pandemi. Imbasnya, yayasan menanggung rugi mencapai miliaran rupiah.
Kondisi yang sama juga dialami Yayasan Kesejahteraan Anak dan Remaja. Salah satu imbasnya adalah menurunnya jumlah siswa TK Cempaka. “Kini kami hanya memiliki 17 siswa PAUD. Selain karena pandemi, di sekitar lokasi TK juga sangat jarang permukiman yang memiliki anak kecil,” jelas Yulia Himawati.
Yayasan Bina Daya Wanita yang mengelola panti werda juga mengeluhkan hal yang sama. Terdapat banyaknya penghuni panti yang menunda pembayaran iuran bulanan dengan alasan keluarga mengalami kesulitan keuangan. Bahkan jumlah donatur juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
“Hampir semua yayasan menghadapi masalah atau kendala terkait pandemi Covid-19 ini,” kata Ketua Pembina Yayasan Kowani yang juga Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam sambutannya.
Karena itu ia meminta seluruh organ yayasan baik pembina, pengawas maupun pengurus mencari solusi terbaik untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Tentu tanpa mengabaikan kondisi pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum berakhir.
Menurut Giwo, asset yang dimiliki masing-masing yayasan sangat besar. Akan sangat rugi jika dalam operasionalnya, yayasan tidak bisa mengembangkan asset, apalagi stagnan atau bahkan merugi. Aset-aset Kowani sebagian besar berada pada lokasi-lokasi strategis.
“Saya yakin bisa. Kita hanya perlu terobosan baru agar yayasan terus berjalan dan asset bisa tumbuh. Misalnya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan program kerja yng sudah kita susun,” tambah Giwo.
Giwo memaklumi, kondisi Covid-19 memang telah menimbulkan dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Tetapi pandemi Covid-19 disisi lain telah membuat pemanfaatan IT meningkat tajam. Inilah potensi dan peluang yang bisa digarap oleh masing-masing yayasan Kowani.
“Kuncinya kita harus berpikir out of the box, sebab pandemi memang kondisi yang berbeda. Sehingga perlu strategi yang berbeda pula,” tukasnya.
Giwo juga meminta dari berbagai kendala yang terdeteksi tersebut masing-masing yayasan menggelar rapat internal. Hasil rapat tersebut nantinya akan dibawa ke forum musyawarah kerja yang digelar tahun 2021 ini.