BOYOLALI, MENARA62.COM – Masjid Ciptomulyo, dengan usianya lebih satu abad, masih berdiri tegak dengan penampilan yang antik di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Terpeliharanya keberadaan masjid warisan Sri Susuhunan Pakubuwono X ini berkat kesungguhan warga, yang senantiasa bergotong royong memperbaiki dan merawatnya.
Sri Susuhunan Pakubuwono (Pakubuwana) X, menurut catatan Wikipedia, lahir di Surakarta, 29 November 1866, dan meninggal di Surakarta, 22 Februari 1939 pada umur 72 tahun. Dia adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada 1893–1939.
Masjid tua itu kini berusia 114 tahun. Kapasitasnya bisa menampung sekitar 200 orang. Di bagian luar masjid terdapat papan bertulisan aksara Jawa: “Adegipun Masjid Ciptomulyo, Selasa Pon, 14 Jumadil Akhir 1838 Je”.
Berbagai Penataan dan Renovasi
Takmir Masjid Ciptomulyo, Achmadi Harjono (77 tahun), mengatakan, selama ini perbaikan dan pemeliharaan masjid peninggalan Pakubuwono X tersebut lebih banyak dilakukan menggunakan dana infak dari warga. Infak juga datang dari para pengunjung dari berbagai daerah, mengingat masjid ini menjadi situs wisata relijius.
“Banyak renovasi yang kami lakukan, memang ada sebagian yang menggunakan dana bantuan dari pemerintah, tetapi lebih banyak menggunakan dana dari infaq,” katanya, di Boyolali, Selasa (10/12/2019).
Ia menjelaskan, renovasi Masjid Ciptomulyo, yang merupakan bangunan cagar budaya, antara lain mencakup penggantian atap sirap kayu dengan genteng biasa, yang kemudian diganti lagi dengan, serta penggantian lantai tegel dengan keramik. “Setelah itu oleh pemerintah direnovasi lagi menjadi marmer, atap juga ditambah asbes,” katanya.
Terakhir, menurut dia, bagian dinding masjid yang menghadap ke timur dipasangi marmer. Ini juga menggunakan dana infak dari warga.
Renovasi dilakukan dengan mempertahankan konstruksi dan bentuk bangunan lama, termasuk tiang kayu sebagai penyangga bangunan. Masjid kuno ini memiliki empat tiang penyangga di bagian dalam dan sepuluh tiang penyangga di bagian luar.
Selain memperbaiki dan merawat bangunan masjid, takmir ingin melengkapi fasilitas masjid. “Cita-cita kami selanjutnya ingin membeli mobil ambulans untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan, tetapi kami sengaja tidak mengajukan permintaan bantuan ke pihak manapun karena inginnya pakai dana infak,” tutur Achmadi Harjono seperti dikuitp Antaranews.com.