JAKARTA, MENARA62.COM – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menerima penghargaan Reksa Bahasa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi Pemprov DKI dalam mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di ruang publik.
Penghargaan ini diterima oleh Anies dalam kegiatan lokakarya hasil kajian dan evaluasi kegiatan kebahasaan dan kesastraan di Gedung Samudera, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memberikan penghargaan Reksa Bahasa,” kata Anies seperti dikutip dari Antara.
Pemprov DKI Jakarta memiliki komitmen untuk ikut mengembangkan Bahasa Indonesia. Karena itu, Ibu Kota Jakarta harus menjadi tempat di mana Bahasa Indonesia memberikan penjelasan yang lengkap atas seluruh fasilitas yang ada di sini.
Komitmennya adalah mengadopsi bahasa yang ada di Nusantara untuk bisa menjadi istilah yang nantinya diakui oleh Badan Bahasa sebagai bahasa Indonesia, katanya.
Anies menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dengan mengadopsi bahasa daerah dari seluruh wilayah Nusantara dibandingkan sekadar menerjemahkan istilah bahasa asing.
Gubernur mencontohkan penggunaan istilah Lingko dalam kebijakan sistem transportasi terintegrasi yang terinspirasi dari sistem persawahan berbentuk jejaring laba-laba di Nusa Tenggara Timur.
“Lingko itu secara literal tidak nyambung dengan transportasi, karena Lingko itu konsep persawahan. Kalau literal, tidak menggambarkan, tetapi maknanya sama,” kata Anies.
Maknanya adalah sistem pengairan yang terintegrasi, pengairan yang tidak linear, pengairan yang bisa menjangkau semuanya. Dan itulah semangat yang ingin ditularkan ke dalam sistem integrasi transportasi di DKI Jakarta. Nantinya angkot, bus kecil, bus sedang, bus besar, bus Transjakarta, LRT, MRT, Commuter line itu terintegrasi.
Jadi, naik dari mana saja bisa pindah ke mana saja dengan mudah bisa mencapai lokasi di mana saja. Targetnya 90 persen wilayah DKI Jakarta ‘tercover'(tercakup) dengan angkutan umum. Untuk menjangkau semua itu, bagaikan jejaring laba-laba, dan kita gambarkan dengan istilah Jak Lingko, katanya.
IstilaH MRT diganti
Anies juga memuji kerja keras jajaran PT MRT Jakarta yang menggunakan istilah Moda Raya Terpadu daripada singkatan aslinya yang menggunakan bahasa Inggris yaitu Mass Rapid Transit. Penggunaan Bahasa Indonesia di ruang publik yang juga telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah Semanggi Interchange yang beralih nama menjadi Simpang Susun Semanggi.
Gubernur berharap di masa akan datang, semua istilah yang digunakan secara teknis adalah kata serapan daerah yang nantinya diakui oleh badan/lembaga bahasa.
“Dorongannya untuk mengembangkan bahasa. Dan DKI Jakarta siap untuk dijadikan tempat terobosan-terobosan bahasa.
“Insya Allah ini menjadi bahan eksperimen bahasa Indonesia di tempat publik di Jakarta. Harapannya, nanti Bahasa Indonesia bukan hanya menjadi tuan rumah, tapi bahasa yang daya penjelasnya kuat,” kata Anies