JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia telah memasuki musim penghujan. Di mana tahun ini ada fenomena la nina. La nina dapat menyebabkan curah hujan yang turun meningkat.
Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan mengatakan DKI Jakarta secara umum siap menghadapi datangnya musim hujan tahun ini yang disertai fenomena la nina.
“Insya Allah Jakarta dalam posisi siap untuk menghadapi musim hujan, dan kita sudah memahami berbagai tantangannya,” tutur Anies, yang menjadi pembina pada upacara apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan tingkat provinsi DKI Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Anies mengatakan ketika memasuki musim hujan maka tingkat kewaspadaan harus tinggi, dengan 3 kata kunci.
Pertama, siaga. Menyiapkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menghadapi semua kemungkinan.
Kedua, tanggap. Memantau dengan dekat perkembangan cuaca, dan juga memantau dengan dekat semua proyeksi turun hujan sehingga dapat merespon dengan cepat dalam segala kondisi. Tanggap harus menjadi keseharian dalam minggu dan bulan kedepan.
Terakhir, galang. Ketika menghadapi bencana harus memiliki kemampuan untuk menggalang kekuatan, sebagaimana masyarakat Indonesia dikenal dengan suka bergotong royong.
Dengan adanya la nina yang dapat menyebabkan curah hujan lebih tinggi. “Sistem drainase di Jakarta memiliki ambang batas rata-rata maksimal 100 ml curah hujan/hari.” Jelas Anies.
Ia menambahkan jika curah hujan yang turun kurang dari 100 ml maka, harus bersiap untuk memastikan Jakarta aman dan bebas dari banjir.
Sedang, jika curah hujan yang turun lebih dari 100 ml seperti pada awal tahun mengalami 377 ml curah hujan/ hari. Maka ada 2 kunci yang harus dipertanggung jawabkan yaitu dengan memastikan seluruh warga selamat jangan sampai ada korban, dan genangan dapat surut dalam waktu kurang dari 6 jam hal ini dapat dilakukan dengan cara menyiapkan seluruh kekuatan untuk mengeringkan genangan hingga dapat surut dalam kurun waktu kurang dari 6 jam.
Tantangan di Jakarta ada 3 pertama hujan lokal, kedua hujan lebat dari pengunungan hal ini dapat menyebabkan air akan mengalir ke pesisir, dimana Jakarta merupakan daerah pesisir, namun air bawaan ini akan sampai ke Jakarta dalam kurun waktu 9 – 10 jam sehingga dapat dilakukan persiapan untuk menanggulanginya, ketiga banjir akibat air laut meninggi pada kawasan tanah yang menurun.