JAKARTA, MENARA62.COM — Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), tercatat mengalami tiga kali erupsi pada Selasa (28/1/2025). Situs Antaranews.com melansir, letusan gunung yang berlokasi di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, ini menghasilkan kolom abu dengan ketinggian mencapai 800 meter hingga 1 kilometer di atas puncak.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 06.21 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer di atas puncak, setara dengan 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, menjelaskan bahwa kolom abu yang dihasilkan berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan mengarah ke timur dan tenggara.
“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 181 detik,” ujar Sigit dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, dan dilansir Antaranews.com.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 07.11 WIB. Kali ini, tinggi kolom letusan mencapai 800 meter di atas puncak, dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke timur laut. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 21 mm dengan durasi erupsi selama 124 detik.
Tidak berselang lama, tepatnya pukul 07.35 WIB, Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas erupsi. Letusan ketiga ini menghasilkan kolom abu setinggi 800 meter di atas puncak dengan intensitas tebal.
Riwayat Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru memiliki sejarah erupsi yang panjang. Gunung ini merupakan gunung berapi stratovolcano yang aktif dan tercatat pertama kali meletus pada tahun 1818. Beberapa erupsi besar juga terjadi pada tahun 1941-1942, 1977, dan 2002. Erupsi besar pada 4 Desember 2021 menjadi salah satu yang paling mematikan, dengan material vulkanik mencapai daerah permukiman dan menewaskan puluhan orang. Gunung Semeru dikenal mengalami erupsi tipe strombolian hingga vulkanian dengan karakteristik letusan yang bersifat eksplosif dan efusif.
Mitigasi dan Keselamatan Warga
Badan Geologi terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru dan mengimbau warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif. Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadap potensi aliran lahar, terutama di sepanjang jalur sungai yang berhulu di puncak Semeru.
Sebagai salah satu destinasi wisata pendakian populer di Indonesia, Gunung Semeru juga menjadi perhatian bagi para pendaki. Namun, saat aktivitas vulkanik meningkat, akses pendakian menuju puncak Mahameru ditutup demi keselamatan.
Potensi Bahaya dan Langkah Pencegahan
Erupsi Gunung Semeru dapat memicu berbagai ancaman, seperti hujan abu, awan panas guguran, dan aliran lahar. Oleh karena itu, warga di sekitar kawasan rawan bencana (KRB) diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan mempersiapkan diri dengan masker, kacamata pelindung, serta langkah evakuasi darurat jika diperlukan.
Dengan pantauan yang ketat dan langkah mitigasi yang tepat, diharapkan dampak dari erupsi Gunung Semeru dapat diminimalkan. Informasi terkini seputar aktivitas vulkanik Gunung Semeru dapat diakses melalui laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).