KUCHING-MALAYSIA, MENARA62.COM– Sebanyak 15 guru bina dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tahap pertama tiba di Community Learning Center (CLC) Sarawak Malaysia, Sabtu (06/05/2017). Acara serah terima guru bina tersebut diadakan pada hari yang sama di Hotel Imperial Kuching, Sarawak, Malaysia.
Hadir dalam acara tersebut, Kuasa Usaha ad interim KBRI Kuala Lumpur Andreano Erwin, Konjen RI Kuching Jahar Gultom, Atdikbud KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto, perwakilan dari Jabatan Pendidikan Negeri Sarawak, wakil dari Bahagian Khidmat Expatriat Jabatan Imigresen Malaysia Sarawak, wakil PDRM Sarawak, Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu dan Koordinator Penghubung CLC Sarawak.
Jabatan Pendidikan Sarawak dan Kementerian Pendidikan Malaysia telah mengesahkan pendaftaran secara resmi 16 CLC di wilayah Sarawak, Malaysia.
Atdikbud dalam sambutannya seperti dikutip Antara menyampaikan sejak 2014 perjuangan untuk menghadirkan guru CLC di Sarawak cukup panjang dan pengesahan pendaftaran CLC ke Jabatan Pendidikan Sarawak melalui komunikasi yang aktif dan intens. Apalagi, regulasi pendidikan di Sarawak berbeda dengan Sabah.
“Masalah terberat yang dialami adalah bagaimana perusahaan penerbangan mau mendaftarkan CLC ke Jabatan Pendidikan Sarawak,” katanya.
Setelah proses panjang dua tahun, akhirnya 16 CLC telah terdaftar resmi dan mendapatkan pengesahan dari Penerintah Malaysia.
Sebanyak 15 dari 32 orang guru tahap pertama yang dibutuhkan untuk mengajar di 16 CLC Sarawak telah diserahterimakan oleh Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.
“Guru-guru tersebut adalah guru berpengalaman dan berkinerja bagus karena sebelumnya pernah menjadi guru CLC di sabah,” jelasnya.
Dengan kehadiran guru-guru tersebut, ujar dia, diharapkan murid-murid CLC Sarawak dapat mengukir prestasi di masa yang akan datang melalui pengajaran yang baik.
Sementara itu perwakilan Ditjen GTK Kemdikbud Nike Kusumahani, menjelaskan 15 guru ini telah memperoleh pembekalan dari Ditjen GTK Kemdikbud.
“Guru-guru ini telah teruji keandalannya mengajar di CLC di Sabah. Namun jika ada guru yang dinilai melanggar peraturan, Atdikbud dan Konjen RI Kuching dapat mengambil tindakan tegas,” katanya.
Konjen RI Kuching Jahar Gultom mengapresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan bagi pengesahan pendaftaran 16 CLC di Sarawak.
“Diperkirakan ada sekitar 3000 anak-anak WNI yang memerlukan akses pendidikan. Dari 16 CLC yang telah terdaftar akan terus ditingkatkan,” tukas Jahar.
Dia mengharapkan guru-guru bina dari Kemdikbud dapat terus diperbantukan karena saat ini para guru lokal di CLC masih mengajar hanya dengan semangat bukan dengan ilmu kependidikan guru yang profesional.
“Diperlukan sinergi kerjasama yang baik antara guru bina Kemdikbud dengan guru lokal yang telah menjadi perintis di CLC Sarawak. Para guru juga merupakan perpanjangan tangan dari KJRI untuk memberikan informasi positif tentang berbagai peraturan keimigrasian bagi WNI yang berada di lokasi mereka mengajar,” tutupnya.
Beberapa upaya, juga telah dilakukan bagi keberlanjutan pendidikan anak-anak di CLC yang saat ini hanya tingkat SD untuk melanjutkan pendidikan ke SMP di wilayah perbatasan Entikong Indonesia.
Kuasa Usaha ad interim KBRI Kuala Lumpur Andreano Erwin menyampaikan selain perlindungan, pelayanan WNI dan pelayanan pendidikan adalah menjadi tugas penting perwakilan RI di wilayah akreditasi Malaysia.
Setelah selesai serah terima guru bina ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima antara Kemdikbud yang diwakili oleh Kasubdit Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus dan SILN dengsn Konjen RI Kuching disaksikan oleh KUAI dan Atdikbud KBRI Kuala Lumpur, dilanjutkan dengan arahan dari pihak.
Pada 06 Mei 2017 pagi para guru yang didampingi oleh Tim Kemdikbud, Pejabat Fungsi Pensosbud KJRI Kuching dan Koordinator Penghubung CLC Sarawak menuju lokasi penempatan masing-masing di CLC yang tersebar di Miri dan Bintulu.