TANJAB TIMUR, MENARA62.COM – Guru mata pelajaran (mapel) SMP dan MTsN di Kabupaten Tanjab Timur diberikan pelatihan modul II praktik baik dalam pembelajaran. Dinas Pendidikan Tanjabtim, Jambi terus bekerja sama dengan Tanoto Foundation dalam mengimplementasikan Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) dan program tersebut terus berkembang hingga saat ini di bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung.
Kegiatan yang dilaksanakan di Sekretariat PKK Tanjabtim mengundang 53 guru mata pelajaran SMP dan MTs dari dua kecamatan mitra Program PINTAR yaitu, Muara Sabak Barat dan Mendahara Ulu, Selasa, (12/11/2019).
Fasilitator Nasional Program PINTAR Tanoto Foundation Metty Hartina, menargetkan output pelatihan itu agar guru lebih memahami kekhasan mapel masing-masing. Karena ada kompetensi inti yang harus dicapai setiap mapel berbeda.
”Ketika guru sudah merancang proses belajar yang mencapai kompetensi inti, diharapkan pengetahuan siswa bukan berdasarkan pengetahuan buku teks lagi, tetapi sudah ada hasil dari proses berpikir dari setiap proses pembelajaran,” ujar Metty.
Metty menambahkan, pemahaman kekhasan mapel masing-masing menjadi target utama pelatihan modul II praktik baik dalam pembelajaran. Sementara itu pengetahuan siswa diharapkan bukan berdasarkan pengetahuan buku teks, namun merupakan hasil proses berpikir dari setiap proses pembelajaran yang bermakna yang dilakukan siswa.
“Kegiatan ini juga menyambung dari pelatihan modul I yang berisi tentang pembelajaran aktif seperti penerapan MIKiR di kelas yaitu Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi dan mengembangkan pertanyaan produktif imajinatif dan terbuka untuk merangsang siswa berpikir kritis dan kreatif, serta mengimplementasikan budaya baca untuk mensukseskan program gerakan literasi di sekolah,” tambahnya.
Yusriwiati, Training Specialist Tanoto Foundation Jambi mengungkapkan pentingnya peranan kepala sekolah. Apalagi melihat antusias guru dari setiap kegiatan yang pernah dilaksanakan Tanoto Foundation di Kabupaten Tanjabtim.
“Yang paling penting adalah dukungan dari kepala sekolah karena kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan utama terkait pemenuhan kebutuhan pembelajaran aktif. Kepala sekolah harus turun lebih jauh untuk memberikan fasilitas pembelajaran berkualitas di kelas,” ujarnya.
Beberapa contoh hasil penerapan modul I adalah apa yang dilakukan oleh Deviani Asri, guru IPA SMPN 17 Tanjab Timur ini melakukan pembelajaran aktif tentang membuktikan adanya listrik statis.
”Siswa jadi lebih aktif dan kritis melalui pembelajaran MIKiR, mulai dari membuka pembelajaran, kemudian saling berinteraksi satu sama lain, dan pada akhirnya siswa sendiri yang menyimpulkan hasil temuannya,” ucap Devi, panggilan akrabnya.
Selain Devi, ada lagi Sri Retno Hastuti, guru SMPN 12 Tanjab Timur, ia mengaku dirinya dirindukan muridnya jika berhalangan mengajar di kelas, semua ini berkat pembelajaran yang ia lakukan dengan menggunakan MIKiR.
“Ya, sejak saya mendapatkan pelatihan dari Tanoto Foundation dan menerapkan MIKiR, murid-murid saya selalu merindukan saya manakala izin berhalangan hadir, mereka antusias dan senang dengan pembelajaran aktif yang saya terapkan, terutama karena saya menggunakan MIKiR dalam pembelajaran,” ungkap Sri Retno. (syaiful bahri)