JAKARTA, MENARA62.COM – Nina Nugroho, sebuah brand busana Muslimah untuk para professional, hadir dalam fashion show IN2MF (Indonesia International Modest Fashion Festival) 2024 kali ini mengambil tema “Peuhaba”. Peuhaba berasal dari bahasan Aceh yang berarti “apa kabar”.
Apa Kabar disini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang kekayaan budaya Aceh, keunikan dan kesantunan dalam berbusana dan berinteraksi. Aceh adalah salah satu daerah istimewa yang mengangkat hukum islam sebagai panduan kehidupannya.
Selain itu, Aceh juga senada dengan semangat keberdayaan perempuan yang diangkat secara konsisten oleh Nina Nugroho karena ia adalah salah satu daerah yang memiliki pahlawan perempuan terbanyak. Sebagaimana singkatan dari namanya yaitu Arab, China, Eropa dan Hindia, Aceh juga merupakan cerminan kekayaan budaya, suku bangsa dan berbagai keanekaragaman di Indonesia.
Hadir dalam parade 11, Jumat, 1 November 2024 mulai pukul 16.00 – 17.00 WIB di Hall A, Jakarta Convention Center, busana bertema Peuhaba ini dituangkan dalam 8 koleksi dengan menggunakan bahan utamanya yaitu batik Aceh bermotif pinto Aceh. Dimana Pinto Aceh merupakan kebanggaan Aceh yang memiliki makna kepribadian yang tidak mudah terbuka dengan masyarakat luar, namun bisa sangat akrab dengan penuh kehangatan apabila sudah saling mengenal. Sebagaimana masyarakat muslim di Indonesia yang memiliki kehangatan dan toleransi yangluar biasa. Dari tangan para UKM di Aceh, maka lahirlah berbagai lembaran kain batik dengan inspirasi Pinto Aceh.
“Kehadiran batik pinto Aceh merupakan aksi nyata Nina Nugroho dalam mengembangkan sustainable modest fashion, sebagaimana tema IN2MF kali ini,’’ ungkap Nina Septiana, sang desainer.
Batik Pinto Aceh yang dibeli langsung dari para pengrajin batik di Aceh merupakan wujud Nina Nugroho membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para pengrajin. Selain untuk fashion show Nina Nugroho juga menggunakannya sebagai bahan dasar untuk produksi series terakhirnya di tahun 2024 yaitu “Aceh Series”, sehingga terdapat pembelian kain batik dalam jumlah yang besar kepada UKM.
Batik Pinto Aceh ini merupakan inovasi tersendiri karena dibuat dengan menggunakan warna dasar gelap, tidak seperti biasanya yang menggunakan warna terang dan menyala. Hal ini merupakan bentuk penyesuaian agar dapat digunakan oleh para pecinta batik diluar daerah Aceh dan sangat cocok dijadikan bahan dasar untuk busana kerja.
“Jadi batik pinto Aceh ini dapat menjadi pilihan selain batik-batik dari daerah lain yang sudah lebih dulu terkenal,” lanjutnya.
Pada koleksi ini, keseluruhannya merupakan koleksi busana kerja yang mendukung keberdayaan perempuan di Indonesia. Dimana busana digunakan untuk menjadi objek dalam menemani keseharian perempuan saat bekerja. Dengan busana yang tepat perempuan Indonesia akan lebih percaya diri untuk mewujudkan keberdayaannya.
Adapun warna-warna yang digunakan, adalah warna hitam, coklat, marun, abu-abu. Warna earth colourini memiliki makna keberanian, kelembutan, kehangatan, alami dan netral. Sebagai ciri khas busana, Nina Nugroho tidak lupa menggunakan detil berupa piping, pleats dan double manset (wudhu friendly). Detil ini memberi kesan kekuatan dan ketegasan seorang perempuan pada busana kerja muslimah profesional bagi para pengguna setianya.