28.2 C
Jakarta

Hadiri Peringatan Hari Kebaya Nasional 2025, Giwo Sebut Kebaya Simbol Perjuangan Perempuan Indonesia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada tanggal 24 Juli 2025, mengingatkan kembali akan pentingnya melestarikan kebaya sebagai warisan budaya bangsa dan simbol perjuangan perempuan Indonesia. Hari Kebaya Nasional yang ditetapkan melalui Kepres nomor 19 tahun 2023 tersebut sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap kebaya yang kaya akan nilai historis, filosofis, dan jati diri perempuan Indonesia.

Hal itu disampaikan tokoh perempuan Indonesia, Dr. Ir. Giwo Rubianto, M.Pd saat menghadiri Peringatan Hari Kebaya Nasional 2025 yang berlangsung di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, pada Kamis (24/7/2025).

“Penetapan tanggal 24 Juli sendiri merujuk pada peristiwa bersejarah Kongres Perempuan Indonesia ke-X yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, di mana Presiden Soekarno saat itu menegaskan bahwa revolusi Indonesia tidak akan berhasil tanpa keterlibatan perempuan. Dalam kongres tersebut, seluruh peserta perempuan mengenakan kebaya, yang menegaskan bahwa kebaya telah menjadi simbol pergerakan perempuan dan perjuangan bangsa,” ujar Giwo.

Sebagai tindak lanjut dari Keppres tersebut, Giwo yang saat itu memimpin organisasi Kongres Wanita Indonesia (Kowani), memelopori penyelenggaraan Hari Kebaya Nasional pertama pada 24 Juli 2024 di Istora Senayan. Mengangkat tema “Lestarikan Kebaya, dengan Bangga Berkebaya”, acara tersebut berhasil mengumpulkan 9.250 perempuan dari berbagai penjuru Indonesia yang tampil anggun dalam balutan kebaya dari beragam daerah, menampilkan keindahan, keberagaman, dan kekuatan visual perempuan Indonesia.

Kehadiran Presiden RI Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, para menteri, duta besar, dan tokoh-tokoh perempuan nasional menjadikan momen tersebut sebagai tonggak penting dalam mengangkat kembali filosofi kebaya sebagai simbol kebudayaan dan pemersatu bangsa.

Kini, dalam peringatan tahun kedua Hari Kebaya Nasional, semangat yang sama kembali digaungkan melalui kegiatan bertajuk “Bangga Berkebaya” yang diselenggarakan pada Kamis, 24 Juli 2025, di Lapangan Brahma, Candi Prambanan, Jl. Raya Solo-Yogyakarta Km 16, Prambanan, Sleman, D.I. Yogyakarta. Kegiatan ini kembali menjadi ruang perjumpaan budaya yang sarat makna, memperkuat solidaritas dan peran aktif perempuan dalam pelestarian warisan budaya bangsa.

Peringatan Hari Kebaya Nasional tahun ini diakui Giwo juga memiliki makna khusus karena kebaya telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Pengakuan ini merupakan hasil kolaborasi lima negara Asia Tenggara Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand dan menjadi pencapaian penting dalam diplomasi budaya serta pengakuan internasional terhadap nilai-nilai luhur yang dikandung oleh kebaya.

“Melalui kegiatan “Bangga Berkebaya”, kita diajak untuk tidak hanya merayakan kebaya sebagai busana tradisional, tetapi juga menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari melalui gerakan seperti “Selasa Berkebaya”. Gerakan ini menjadi bentuk nyata dari pelestarian budaya yang adaptif terhadap zaman. Dengan mengenakan kebaya, kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menegaskan identitas, kemandirian, dan kebanggaan perempuan Indonesia yang terus bergerak maju dalam menghadapi tantangan dunia modern,” tandas Giwo.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!