Sudah sepekan, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengumumkan pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid, setelah sebelumnya menjadi museum. Reaksi keras atas keputusan ini dari Perdana Menteri Yunani, Amerika, dan juga UNESCO, tetap membuat Erdogan bergeming. Apalagi Rusia, memberikan dukungan dengan mengatakan bahwa Hagia Sophia merupakan hak Turki.
Ia dengan penuh keyakinan, nantinya akan kembali “new normal”. Orang dunia akan melupakan protesnya.
Sebelumnya, menjadi museum, Hagia Sophia pernah menjadi Gereja. Secara resmi, Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid pada 13 Juli 2020.
Bagunan abad ke enam ini, ternyata mempunyai beberapa mitos. Mitos tersebut tidak hanya datang dari umat Kristiani tetapi juga muncul di kalangan umat Islam.
Laman Arabicpost menyebutkan sejumlah mitos yang berkembang di kedua belah pihak. Salah satunya, di kalangan umat Nasrani, yaitu bahwa bangunan asli Hagia Sophia dibangun Nabi Sulaiman AS, bersama sejumlah pembantunya dari kalangan jin, manusia, dan para pembesar kawasan tersebut pada waktu itu. Nabi Sulaiman memerintahkan untuk mengambil marmer terbaik dari Jabal Qaf. Fondasinya digali sedalam 70 meter dan disempurnakan dengan lapisan emas.
Mitos lain Hagia Sophia dari umat Kristiani adalah anggapan bahwa Hagia Sophia mempunyai 361 pintu, di antara pintu itu terdapat 101 pintu dengan mantra-mantra sihir, jika dia mencoba menghitungnya sekuat apapun, tidak akan mampu, dan akan kembali kepada hitungan awal. Mitos lain adalah salah satu pintu dari pintu itu terbuat dari kayu yang sama bahan pembuatan perahu Nabi Nuh. Kayu tersebut berasal dari pohon di Gunung Cudi Tenggara Turki.
Sementara itu, mitos yang muncul terkait Hagia Sophia, dari kalangan Muslim, terutama Muslim Turki adalah kehadiran Nabi Khidhir AS, hadir saat Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II melakukan sholat Jumat pertama kali di dalam gereja ini. Khidir disebut hadir di tengah-tengah jamaah sholat ketika itu untuk meluruskan posisi kiblat yang semula tak mengarah ke Ka’bah Masjidil Haram di Makkah.
Selain itu pula, mitos lain adalah kubah Hagia Sophia pernah naik ke atas di saat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan tetap begitu selama beberapa tahun. Hingga akhirnya datanglah Khidhir dan diperbaiki kubah tersebut menggunakan campuran air zam-zam. Kisah-kisah mitos itu banyak dirangkum dalam buku ‘Asathir Hagia Sophia” karangan Dr Farhat Ashlan.
Ketidakadilan
Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation yang bermarkas di New York, Amerika Serikat menilai, protes terhadap langkah Turki, merupakan ketidakadilan dunia. Menurutnya, apa yang dilakukan Turki, dengan memfungsikan kembali Hagia Sophia menjadi masjid, setelah sebelumnya pada reformasi Turki yang digelorakan oleh Kemal Pasha tahun 1938, dijadikan sebagai museum. Sebelumnya lagi, Hagia Sophia merupakan gereja.
Imam Shamsi Ali pun sekedar mengingatkan, pengalihan semua masjid menjadi gereja di Spanyol, tidak pernah diprotes oleh dunia. Namun, ia juga mengatakan, bahwa umat Islam tidak perlu mengambil langkah yang sama, jika memang tidak diperlukan.
“Langkah pengalihfungsian gereja menjadi masjid, banyak kami lakukan, tetapi semua berjalan normal tanpa protes di sini, di Amerika,” ujarnya.
Prof Sudharnoto, pengurus MUI mengatakan, dalam sejarahnya Hagia Sophia pernah menjadi gereja yang terbengkalai. Namun, pemerintah Indonesia sendiri tampaknya masih berhati-hati bersikap dalam hal langkah Turki memfungsikan Hagia Sophia sebagai masjid.