JAKARTA, MENARA62.COM–Pertanian bisa menyejahterakan. Karena itulah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hajriyanto Y Thohari di Jakarta, Kamis (19/1/2017) mengatakan, Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih dalam memperkuat serta mempengaruhi kesejahteraan di Indonesia, khususnya melalui bidang pertanian.
“Sebagaimana telah MPM banyak lakukan di banyak tempat dengan berbagai kontribusi dan program unggulan. Muhammadiyah melaluiMPM diharapkan dapat menjadikan pertanian Indonesia menjadi berdaya dan berkualitas,” ujar Hajriyanto, ketika membuka diskusi publik yang diselenggarakan oleh MPM PP Muhammadiyah yang mengangkat tema “Nasib Petani Bawang, Tak Seharum Aromanya” bertempat di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Menteng Jakarta Pusat.
Dalam perspektif Islam, Hajriyanto mengatakan, umat yang kuat adalah umat yang lebih dipentingkan, bukan umat yang banyak hanya dari segi kuat dan berkualitas. “Dalam islam, kemenangan tidak bergantung pada banyaknya jumlah atau kuantitas, tapi mementingkan kualitas, contohnya perang-perang yang dihadapi oleh Rasul pada jaman dahulu,” ungkapnya.
Maka dalam Al-qur’an dikatakan bahwa betapa banyak terjadi kelompok yang sedikit dan minoritas itu mengalahkan kelompok yang banyak. “Nabi Muhammad bersabda dalam haditsnya: orang beriman yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang beriman yang lemah,” ujar Hajriyanto.
Sehingga, menurut Hajriyanto, umat Islam kedepan diharapkan tidak hanya sekedar banyak dari jumlah saja, namun juga diharapkan dapat menjadi umat Islam yang memiliki kualitas. “Muhammadiyah memiliki tanggung jawab dalam mencetak umat-umat Islam yang berkualitas,” ujarnya.
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti Andar Nubowo (Direktur Lazismu), Bustanul Arifin (Universitas Lampung), Yunita Resmi Sari (Perwakilan Bank Indonesia), Arifin Purwakananta (Direktur Baznas), Tarmidi dan Was’an (Perwakilan Petani Bawang Brebes, Jawa Tengah) dan juga Warsibi (Perwakilan Petani Bawang dari Nganjuk, Jawa Timur).
Nasib Petani
Rusdianto Samawa, ketua panitia diskusi publik mengatakan, sebagai negara agraris, Indonesia menghasilkan beragam jenis hasil bumi yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai ladang usaha. Mulai dari produk pertanian sampai produk hortikultura, semuanya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sehingga banyak masyarakat yang membudidayakan berbagai produk pertanian dan hortikultura sebagai potensi bisnis yang cukup menjanjikan.
Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah Bawang merah (allium ascalonicum). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari bawang merah dan tingginya nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat para petani di berbagai daerah tertarik membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar dari potensi bisnis tersebut.
Budidaya bawang merah memang memberikan keuntungan cukup besar bagi para petaninya. Mengingat saat ini kebutuhan pasar akan bawang merah semakin meningkat tajam, seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku bisnis makanan yang tersebar di berbagai daerah. Kondisi ini terjadi karena bawang merah sering dimanfaatkan masyarakat untuk bahan baku pembuatan bumbu masakan, dan menjadi bahan utama dalam proses produksi bawang goreng yang sering digunakan sebagai pelengkap berbagai menu kuliner.
Hal inilah yang mendorong para petani di daerah Jawa Tengah (khususnya Brebes), Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara (terutama di pulau Samosir), Bali, Lombok, Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan beberapa daerah lainnya untuk memilih budidaya bawang merah.