Oleh: Penulis : Deny Ana I’tikafia,SP.MM *)
JEPARA, MENARA62.com– Hari Anak Nasional selalu diperingati setiap tahun pada 23 Juli di seluruh Indonesia, Pada 1442 H ini, bertepatan hari Jumat 13 Dzulhijjah.Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) diselenggarakan dengan thema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”
Mengacu pada ungkapan salah satu tokoh islam, sahabat Rasullullah SAW, yaitu Ali bin Abi Thalib yang cukup fenomenal mengenai pendidikan anak,”Ajarilah anak anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka, bukan pada zamanmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya,sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.
Masa pandemi covid, merupakan pula suatu bencana non alam, yang secara langsung harus segera menerapkan suatu tindakan yang perlu dilakukan, diterapkan pada diri sendiri untuk mengurangi resiko bencana, serta memberikan contoh teladan agar dilakukan pula oleh orang lain.
Hari anak dimasa pandemi, sangat penting untuk selalu saling memberi contoh khususnya terhadap anak, karena mereka generasi mendatang yang harus segera menerapkan dalam perilaku setiap hari, bagaimana harus bersikap yaitu untuk selalu disiplin protokol kesehatan,menjadikan semua itu suatu adaptasi baru.
Hari anak tahun ini pula, hanya selang 3 hari dengan hari raya Idul Adha, yang bermakna sangat besar, meneladani nabi Ibrahim dalam berqurban,sangat perlu untuk fahami dan direnungkan oleh semuanya.
Kini saatnya fokus dalam mendidik anak sesuai pada zamannya, menjadikan pribadi yang tangguh dengan harapan menghasilkan generasi yang handal menghadapi resiko bencana berupa tangguh bencana non alam covid, melestarikan program katavid (keluarga Tangguh Covid) yang merupakan program kerja kegiatan MCCC poskor Jawa Tengah di bidang kemasyarakatan.
Urusan ini menjadikan pula tanggung jawab bersama, one Muhammadiyah one respon, antar majelis, lembaga dan ortom, saling terkait.
Marilah saling menguatkan wujudkan pemimpin masa depan yang bijak, tidak hanya tangguh dalam hal intelegensi nya (pintar dalam nilai akademisnya saja), namun dapat mengelola energi emosi positif juga spriritualnya agar seimbang, sehingga energi negatif seperti memimpin dengan cara mengandalkan emosi negatif, tidak sabaran, emosional dan arogan, cukup selesai pada masa jahiliyah saja.
Menjadikan pemimpin bijak, itulah yang perlu kita persiapkan dan di butuhkan pada zaman virtual sekarang ini.
Salam Tangguh.
*)Anggota MCCC Poskor Jawa Tengah
Ketua Divisi LH LLHPB PWA Jateng