DENPASAR, MENARA62.COM.
Tahun ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan Ramadhan tahun 1444 Hijriah jatuh pada 23 Maret 2023 yang kebetulan malam pertama taraweh jatuh pada tanggal 22 Maret 2023 bertepatan dengan perayaan hari raya Nyepi bagi saudara umat Hindu di Bali.
Hal ini pastinya akan ada larangan bagi warga masyarakat Bali melakukan aktifitas di luar rumah seperti bekerja, ke sekolah, ke tempat rekreasi dan termasuk dilarang menyalakan lampu saat malam tiba.
Berkaitan dengan kondisi yang bukan pertama kali ini terjadi di Bali dimana hari raya Nyepi bertepatan dengan Bulan Ramadhan, Muhammad Saffaruddin, S.Pd.I selaku Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Bali menyampaikan saran dan himbauannya berkenaan dengan pelaksanaan tarawih pertama pada bulan Ramadhan 1444 Hijriah, yang bertepatan dengan Hari Suci Nyepi kepada masyarakat Muslim Bali pada umumnya dan Waraga Muhammadiyah pada khususnya.
Secara umum Saffaruddin menghimbau warga Muslim di Bali yang akan melaksanakan tarawih pada tanggal 22 Maret 2023 malam tetap melaksanakan taraweh namun memperhatikan aturan-aturan atau himbauan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah setempat masing-masing, agar tidak mengganggu pemeluk Hindu yang sedang melaksanakan ritual Nyepi.
“Khusus malam pertama taraweh yang bertepatan dengan Nyepi sebaiknya laksanakan taraweh di masjid atau mushala terdekat dan pastinya juga sudah mendapatkan ijin dari pihak aparat setempat agar kita benar-benar bisa bersama-sama menjalankan ibadah masing-masing dengan aman dan tentram,” ucap ustadz muda yang juga seorang guru.
” Apabila aparat pemerintah setempat mengizinkan dan jarak rumah dengan tempat pelaksanaan tarawih berjamaah bisa ditempuh dengan berjalan kaki, sebaiknya kita berjalan kaki. Dan terkait pencahayaan dan penggunaan pengeras suara agar diatur sesuai dengan penggunaannya saja agar tidak mengganggu pelaksanaan prosesi Nyepi.” Imbuhnya.
Saffaruddin yang juga Ketua Kwarda HW Muhammadiyah Denpasar ini juga menyampaikan pentingnya toleransi untuk menjaga hubungan baik antar-umat beragama yang selama ini masih baik terjaga di Bali.
” Kepada pemerintah daerah, kami berharap bisa tetap solid dan memberikan ruang yang saling menjaga dan menggembirakan, saat Nyepi semua umat dapat dengan tenang bisa diberikan keleluasaan beribadah,” tambahnya kembali.
Saffaruddin juga mengatakan bahwa masjid dan mushala yang akan menyelenggarakan shalat taraweh berjamaah pada malam Hari Suci Nyepi sebaiknya didata dan melaporkan kepada aparat setempat agar bisa dipantau dan dijaga.” Pungkasnya.
Himbauan Majelis Tabligh Muhammadiyah Bali Saat Taraweh Perdana di Malam Nyepi.
- Advertisement -