JAKARTA, MENARA62.COM – Menjelang digelarnya Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke VII di Pangkal Pinang, Bangka Belitung 26-29 Februari 2020, Majelis Ulama Indonesia terus menghimpun berbagai masukan dari masyarakat terkait persoalan yang dihadapi umat Islam di Indonesia, satu diantaranya adalah bidang pendidikan.
Upaya menghimpun masukan tersebut, MUI bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh sejumlah organisasi masyarakat, organisasi mahasiswa, organisasi kepemudaan termasuk dosen dan mahasiswa.
Mengambil tema Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Bidang Pendidikan untuk Indonesia yang Maju, Adil dan Beradab, FGD yang berlangsung di kampus Limau UHAMKA tersebut menampilkan tiga makalah sebagai pokok bahasan para peserta. Tiga narasumber tersebut adalah Dr. Sudanoto Abdu Hakim, MA (SC KUII), Prof. Dr. Ir Herry Suhardiyanto, M.Sc (BPH UHAMKA), H Abdul Fikri Faqih MM (Wakil Ketua Komisi X DPR RI) dan Dr. Ahmad Syahid MA (Pemerhati Pendidikan).
Usai FGD, Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIKA) Muhammad Dwi Fajri , S.Sos, I.M, Pd.I menjelaskan pendidikan menjadi persoalan penting yang perlu dibahas dalam KUII mendatang. Karena itu MUI dan UHAMKA berinisiatif mencari bahan masukan dan rekomendasi terkait masalah-masalah apa yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah.
“Kebetulan UHAMKA menjadi tuan rumah diskusi MUI untuk membahas berbagai masalah pendidikan yang akan kita rekomendasikan pada hajatan KUII mendatang,” kata Fajri.
Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon-calon guru dan pelaku pendidikan, UHAMKA memiliki pengalaman luas dan kajian yang cukup banyak terkait masalah pembangunan pendidikan. Karena itu FGD ini menjadi sangat strategis guna melahirkan ide-ide, masukan-masukan dan inisiatif yang langsung berasal dari para pelaku pendidikan.
Diakui Fajri, banyak masalah pendidikan yang diungkapkan oleh peserta FGD. Namun hal yang paling banyak mendapat sorotan antara lain masalah belum terstandarnya sarana dan prasarana pendidikan di berbagai daerah, berbagai jenjang dan berbagai lembaga. Situasi ini menjadi masalah serius yang harus mendapatkan perhatian pemerintah ke depan.
Selain itu, permasalah pendidikan yang banyak disoroti para peserta FGD adalah kekurangan tenaga guru, belum meratanya tingkat kesejahteraan guru dan masih banyaknya guru yang memiliki kualitas kurang bagus.
Meski muncul berbagai keluhan terkait pembangunan pendidikan, Fajri mengakui sejumlah peserta juga menyatakan optimismenya terhadap masa depan pendidikan Indonesia. Karena itu, penting bagi umat Islam berkontribusi lebih besar lagi pada pembangunan pendidikan nasional.
“Terjebak pada keluhan tentu akan membuat kita kehilangan kesempatan untuk berpikir, sehingga forum ini mencoba mengajak peserta untuk berpikir positif . Membangun masa depan bangsa tanpa berpikir positif maka bisa mendatangkan kegagakan,” katanya.
KUII VII 2020 mengusung tema, strategi perjuangan umat islam untuk mewujudkan NKRI yang maju, adil dan beradab. Hal-hal yang akan dibahas dalam kongres tersebut antara lain soal, politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan kebudayaan, kehidupan keagamaan, juga filantropi Islam.
Fajri mengatakan hasil FGD ini akan diserahkan kepada MUI Pusat untuk dijadikan rekomendasi yang akan dibahas dalam KUII mendatang.