Oku, Menara62.com Perayaan pawai ta’aruf yang diselenggarakan oleh GNPF MUI dan BKPRMI pada kamis 21 September 2017 yang dimulai pada pukul 07.00 dan disemarakkan oleh berbagai elemen masyarakat Kabupaten OKU, mulai dari TK, TPA, SMP, SMA, organisasi keagamaan, LSM, dan juga dari kalangan mahasiswa, dalam acara tersebut mahasiswa Fisip UNBARA, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan juga ikut menyemarakkan kegiatan ini.
Ferli Octavianus selaku ketua Himapem terpilih, sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena selama ini biasanya kalau tahun baru islam sangat sepi tapi kalau tahun baru nasional sangat dimeriahkan, jadi menurut kami ini adalah sebuah kemajuan untuk Oku itu sendiri ya walaupun pelaksananya bukan pemerintah daerah. Kami selaku mahasiswa akan siap berkontribusi kalau diajak dalam kegiatan-kegiatan seperti ini dan harapan kami di tahun baru islam ini kita bisa saling berbenah, saling menjaga sesama umat beragama dan pastinya harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Tuturnya
Arazi Aqsa selaku Kabid Sospol, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ujung tombak penguat agama islam, pasalnya kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi dan pengenalan (ta’aruf) bagi masyarakat oku. Apalagi ini kan merupakan acara satu tahun sekali, jadi sudah sepantasnya kita sebagai umat muslim mengikuti pawai ta’aruf ini. Harapan kami, kedepannya seluruh mahasiswa aktivis apalagi yang mengaku sebagai mahasiswa islam harus mengikuti pawai ini namun bukan hanya sebagai aksi solidaritas saja ya. Semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik bagi kita semua, dan bagi umat seluruh dunia. jelasnya.
Kaprodi FISIP UNBARA Marratu Fahri, M I P, mengatakan kegiatan 1 Muharram ini baik untuk mahasiswa karna banyak pelajaran yang kita petik beberapa diantaranya menjadi perenungan diri, penanaman jiwa ke Islaman, dan menjadi kekuatan pemersatu dikalangan Aktivis Mahasiswa. Memang kita lihat ada sebagian mahasiswa yang tidak peduli dengan apa agamanya sudah hampir hilang, moral dan ahlaq yang baik sudah mulai luntur. Mahasiswa yang dikenal sebagai agen perubahan sudah mulai hilang, dan lebih banyak mahasiswa sekarang menjadi alat kepentingan satu golongan tertentu. Dan mudah-mudahan dari pemperingati kegiatan positif seperti ini menumbuhkan kesadaran sebagai apa dan untuk apa peran mereka di masyarakat dan bangsa. Tutupnya.-Betry Ayu-