SOLO,MENARA62.COM – Wakil Kepala Sekolah bidang humas, SD Muhammadiyah 1 Ketelan mengikuti Workshop Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Ketahanan Pangan dan Gizi serta Strategi Pemerintah Kota Solo di Masa Normal Baru di ruang Manganti Projo, Gedung Prajawangi Lantai 2, Balaikota. Acara di buka Kabag Kesra Setda Solo, Danang Sulindriyanto, Selasa (24/11/2020).
Hasil riset literasi, pola konsumsi, dan akses masyarakat Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) dan Gita Pertiwi (2018—2019) di dua kota Depok dan Solo mengalami darurat literasi. 113 Kg/tahun makanan di Jabodetabek dibuang. Hasil penelitian lanjutan tertunda akibat pandemi Covid-19.
“Materi workshop diberikan survei telepon ketahanan pangan rumah tangga dengan anak usia SD dan SMP di Kota Solo oleh YLKI Sudaryatmo dan kebijakan program Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta Ir Eko Nugroho Isbandiyarso MSi, moderator Kabid perekonomian Bappeda Fransisco Amaral SSTP MSi,” ujar Jatmiko, mewakili Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti bersamaan kegiatan dinas.
Karena itu, Jatmiko sangat mendukung digencarkannya penerapan menuju Solo Kota Cerdas Pangan dan kampanye jajanan sehat di sekolah. Muaranya siswa, guru, dan orang tua peserta didik terbiasa mengonsumsi makanan sehat.
“Kantin Sehat SD Muhammadiyah 1 tersertifikasi Laik Hygiene Sanitasi dan Jasa Boga dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan berhasil meraih piagam ‘Bintang Satu Keamanan Pangan Kantin Sekolah’ dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI,” beber Jatmiko.
Agar tidak membuang makanan. Sekolah mengolah makanan sesuai kebutuhan dan bersinergi Lazismu Solo dalam program Kemanusiaan Food Truck Humanitarian. Program warung makan sedekah menggunakan mobil, merupakan aplikasi pemberdayaan dana zakat produktif yang memberdayakan.
Sementara itu, Direktur program Yayasan Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti, menjelaskan Solo Kota Cerdas Pangan sesuai Pakta Milan, 14 September 2020, Kota ke 2 di Indonesia.
Apa yang harus dilakukan? Pertama, Mengembangkan sistem pangan berkelanjutan. Melibatkan semua sektor dalam sistem pangan baik daerah sekitar, organisasi teknis dan akademik, masyarakat sipil, produsen skala kecil, sektor swasta) dalam perumusan, implementasi, dan penilaian kebijakan, program, dan inisiatif terkait pangan.
Kedua, Mendorong koordinasi antar dinas, lintas sector dan masyarakat, serta mengintegrasikan kebijakan pangan perkotaan ke dalam program dan inisiatif sosial, ekonomi, dan lingkungan.
“Mengembangkan keselarasan antara kebijakan dan program sistem pangan perkotaan, provinsi, nasional, internasional. Mendorong kota-kota lain bergabung dengan aksi kebijakan pangan yang berkelanjutan,” kata Titik dalam sambutannya sambil tersenyum.