YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Bidang Hubungan Masyarakat dan Protokol Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Selasa (8/10/2019) malam, meluncurkan buku ‘Jiwa Besar, Biografi Kepemimpinan Kasiyarno.’ Peluncuran ditandai dengan penyerahan poster buku oleh penulis Hadi Suyono kepada Kasiyarno di Hall Kampus Utama UAD.
Buku yang ditulis Hadi Suyono dan Sule Subaweh ini diluncurkan bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan Kasiyarno sebagai rektor UAD. Kasiyarno digantikan Dr. Muchlas, M.T., untuk periode 2019-2023.
“Untuk menuliskan buku ini cukup alot. Sebab Pak Kasiyarno tidak suka untuk menonjolkan diri. Namun berkat rayuan dan dengan diplomasi, akhirnya, Pak Rektor mau ditulis,” kata Hadi Suyono saat peluncuran buku.
Dijelaskan Hadi Suyono, jiwa besar Kasiyarno ditunjukkan selama memimpin UAD. Dia merangkul semua pihak, yang setuju, tidak setuju, yang suka, tidak suka. Bila orang tersebut memiliki kapasitas memadai untuk memajukan lembaga akan diberi kesempatan mengembangkan lembaga.
Hal itu bisa dibuktikan Kasiyarno, kata Hadi, saat mengetahui ada anggota senat universitas yang tidak memilih dirinya. Tetapi Kasiyarno tahu orang tersebut memiliki potensi yang baik untuk memegang unit kerja di perguruan tinggi yang dipimpinnya.
“Pak Kasiyarno tak menggunakan pertimbangan subjektif. Kalau mendasarkan pada pertimbangan subjektif. Bisa saja orang tersebut ditinggalkan dan tidak diberi akses untuk menjadi pejabat struktural, karena tidak memilihnya sebagai rektor. Dia lebih memilih orang-orang yang mendukungnya,” kata Hadi.
Kasiyarno, lanjut Hadi, tidak menggunakan logika subjektif, tetapi menggunakan logika akal sehat. Cara berpikirnya tidak mendasarkan pada pertimbangan subjektif, tetapi objektif. Keputusan yang diambil sangat mempertimbangkan hal yang lebih besar. Sehingga orang yang tidak memilihnya diangkat menjadi pejabat struktural.
Kasiyarno, jelas Hadi, menjadi sosok istimewa karena jiwa besarnya. Menjadi istimewa karena mencari pemimpin berjiwa besar sangat susah. Pemimpin berjiwa besar di negeri ini amat langka. Realitasnya. Acap kali terjadi pemimpin yang menggunakan tangan besi. Membersihkan orang-orang yang berseberangan. Dan hanya orang terdekat dan para pendukung yang menjadi mitra kerjanya.
Jiwa besar Kasiyarno layak menjadi teladan. Jiwa besar yang menjadi aura positif gaya kepemimpinannya. Jiwa besar yang menjadi kekuatan untuk mengikuti langkahnya. Jiwa besar yang menjadi amunisi orang mau bergerak dengan ikhlas menjalankan garis kebijakan yang diputuskan. Kasiyarno memiliki jiwa besar. Pengaruhnya terasa saat Kasiyarno menjalankan roda kepemimpinan.