PABELAN, MENARA62.COM-Seminar internasional digelar secara online oleh Hizbul Wathan (HW) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Minggu (10/1/2021). Seminar tersebut menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan.
Pembicara pertama, Ketua PP Muhammadiyah, Drs. Dahlan Rais, M. Hum. Lalu, Kwartir Pusat Hizbul Wathan Ramanda Muhammad Harun (Ketua Bidang Pengembangan dan Pembinaan Organisasi) dan juga Pelatih Nasional HW. Pembicara ketiga Dr. Zanariah (Pandu putri siswi University Tun Hussein Malaysia).
Menurut Ketua Panitia, Taufik Tri Wahyudin, seminar tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Milad ke-11 HW UMS sekaligus refleksi 102 tahun adanya HW di Indonesia.
Tema yang diusung pada Milad kali ini yakni “Moving in Harmony to Inspire” (Bergerak dalam harmoni untuk menginspirasi). Menurutnya, pengambilan tema ini bertujuan agar anggota HW ini bisa berkarya serta menginspirasi banyak orang.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Drs. Dahlan Rais, untuk bisa menginspirasi maka seseorang harus memiliki karakter mulia dan berintegritas. “Karakter inilah yang harus dimiliki oleh anggota HW,” ujarnya.
Karena, lanjut Dahlan Rais, hanya bangsa-bangsa yang berkarakter kuatlah yang bisa maju. Pembicara selanjutnya, Dr. Zanariah, Captain of UTHM Siswi Girls Guides, membandingkan antara Siswi Girls Guides dengan HW. Ia menyebut jika dibandingkan dengan HW, Siswi Girls Guides di Malaysia itu hanyalah seorang bayi yang baru berjalan. Sedangkan HW itu orang yang sudah dewasa, sehingga pihaknya harus belajar kepada HW. Selanjutnya, ia sharing terkait kegiatan-kegiatan kepanduan yang berada di bawah kepemimpinannya.
Materi terakhir disampaikan oleh Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Ramanda Muhammad Harun. Ia bercerita bagaimana peran HW sebelum masa kemerdekaan. Bagaimana HW pada zaman dahulu berperan penting bahkan salah satu tokoh HW yakni Jenderal Soedirman dengan perang geriliyanya berhasil membuat kocar-kacir penjajah.
Untuk saat ini, kata Harun, anggota HW harus bahu-membahu dalam mengelola isu dan bergerak aktif dalam berbagai gerakan. Pertama, stop kekerasan anak, kedua stop pekerja anak, ketiga pencegahan penyalahgunaan narkoba, keempat pertolongan kegawatdaruratan, kelima pelatihan ketrampilan hidup, keenam supporting hidup, ketujuh pendidikan vokasional, kedelapan agen filantropis, dan yang kesembilan adalah networking antar pandu. (Bangkit).