JAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 telah berdampak pada kondisi ekonomi dan kesehatan hampir di seluruh negara termasuk Indonesia. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami -5,32%. Dampak Covid-19 ini pun telah menghantam berbagai industri dan pelaku usaha di Tanah Air.
Demikian opening remark & introduction dari CEO & Founder Industry & Business Institute of Management (IBIMA), Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI), Chairman PII BKTI, Lean Industry & Enterprise Expert Ir. Made Dana Tangkas, M.Si, IPU, ASEAN.Eng saat Webinar di Jakarta, Jumat (20/11).
Webinar bertajuk IBIMA Membantu Mempercepat Pemulihan Ekonomi & Industri Nasional: Aplikasi Ekosistem yang Terpadu dari Riset, Inovasi & Komersialisasi untuk Produk/Jasa Karya Anak Bangsa dan Pembentukan Enterpreneur untuk IKM/UMKM/Koperasi & Industri Pedesaan Indonesia tersebut, menghadirkan sejumlah narasumber. Di antaranya adalah Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Hammam Riza, Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Nizam, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, Kementerian Perindustrian Eko Suseno Agung Cahyanto, SH, LL.M., Komisaris Utama PT Paragon Technology And Innovation Dr. (HC). Dra. Nurhayati Subakat, Apt.
Hadir juga Direktur SDM dan Umum PERURI Gandung Anggoro Murdani, Guru Besar UGM Prof. Gunawan Sumodiningrat, Komisaris UTPE dan Waketum IPERINDO Hilman Risan, Presiden Direktur Tira Austenite Selo Winardi, Praktisi Koperasi & Pengembangan UMK dan Peneliti the Center for Logistics and Supply Chain Studies ITB Dr. Yusmar Anggadinata, dan CEO and co-owner of UMG Myanmar Kiwi Aliwarga.
Menurut Made Dana, para pelaku usaha dan industri baik besar hingga kecil seperti IKM bahkan UMKM dan juga koperasi hingga pelosok desa dapat menggunakan konsep Lean Enterprise IBIMA untuk membangun sumber daya manusia (SDM) dengan efisien.
“Konsep lean ini sangat bermanfaat sebenarnya ketika kegiatan itu dalam situasi krisis/wabah maupun dalam situasi normal karena basis utamannya adalah dengan keterbatasan SDM kapital, permodalan, dan juga keterbatasan berbagai resources yang dimiliki. Kita bisa bentuk sebuah produk atau jasa melalui proses dengan metode manufaktur sehingga kita bisa membuat dengan kaidah-kaidah dasar yang efisien dan produktif, best operasional excelent, untuk diterapkan kepada SDM,” ujar Made Dana dalam siaran persnya, Sabtu (21/11/2020).
Made Dana menuturkan, sebelumnya lean enterprize di Indonesia ini dikenal dengan nama lean Toyota, dikembangkan lean manufacturing, lean production, dan juga lean industry. Saat pandemi, lanjutnya, SDM-lah yang harus diberdayagunakan.
“Kita bisa bentuk sebuah produk atau sebuah jasa dengan melakukan proses atau metode manufaktur sehingga kita bisa membuat dengan kaidah-kaidah dasar yang efisien yang produktif yang best profesional excelent. Kita bisa lakukan kita terapkan di SDM-nya jadi yang kita bangun adalah SDM sehingga dalam situasi seperti sekarang ini saat krisis berdampak terhadap mausia dan wabah berdampak terhadap manusia, sudah saatnya manusia ini dimuliakan,” tuturnya.
Made Dana menjelaskan, IBIMA sebagai Lean Enterprise Center, yakni Gerakan Lean untuk Membangun Industri Nasional telah mengembangkan Pilot Project Industri Unggulan dan Sejahtera, serta Desa Inovasi Indonesia Sejahtera.
“IBIMA dipelopori saya selaku founder dan di-support founder lainnya, yakni Theodore Permadi Rachmat dan Ary Ginanjar Agustian. IBIMA mampu berkolaborasi dengan pentahelix ABGCFM untuk membantu recovery, sustainability, dan pengembangan bisnis dan industri secara terpadu dan terintegrasi untuk bangsa yang berdikari dan sejahtera,” jelas Made Dana.
Adapun IBIMA adalah sebuah lembaga center dan korporasi di bidang konsultasi bisnis dan industri dalam perspektif pembangunan holistik yang terpadu, terintegrasi, dan melibatkan pentahelix ABGCFM (Academics, Business, Government, Community, Federation, Media).
Menurut dia, IBIMA berperan dalam membantu akselerasi pembangunan ekonomi nasional yang unggul dan merata. Khususnya melalui bidang industri dan bisnis dengan komunitas serta para fasilitator yang kompeten dalam pengembangan industri berkelas dunia.
“IBIMA optimistis dapat berkiprah dalam upaya men-trigger pembangunan ekonomi bangsa saat ini khususnya bagi sektor ekonomi dan sosial yang terdampak krisis,” kata Made.
Ia menjelaskan, IBIMA membantu recovery, sustainability, dan improvement bisnis serta industri terdampak krisis melalui optimalisasi efisiensi operasional atau cost korporasi.
IBIMA sendiri memiliki tiga DNA utama. DNA pertama adalah kompetensi atau praktik bisnis Industri melalui lean enterprise. DNA kedua adalah budaya dan motivasi bisnis melalui transformasi mindset, character, dan attitude. DNA ketiga adalah leadership (sistem industri dan kepemimpinan).
“Adapun objektif IBIMA Building the Best Industry and Business Way to be the Best World Class Company (Lean Enterprise and Best Operational Exellence Company),” tambah dia.
Saat krisis melanda, kata Made Dana, IBIMA berperan membantu memulihkan perekonomian Indonesia yang terpuruk. Kondisinya saat ini hanya sustain 40-50% industri, baik dari industri kecil menengah (IKM), usaha kecil menengah (UKM), maupun industri hulu, antara dan hili.
“Untuk mengangkat industri ini melalui efisiensi atau cost reduction dan rasionalisasi dengan memerhatikan aspek demand, pasar, dan daya beli masyarakat. Ini merupakan salah satu peran dan solusi dari IBIMA dalam menghidupkan kembali roda perekonomian bangsa melalui lean enterprise untuk Indonesia. Membangun industri unggulan berbasis agro, maritim, IKM UKM Koperasi, teknologi, dan baterai,” jelas Made Dana.
Made Dana mengatakan, program IBIMA telah terbukti berhasil dalam membangun, meningkatkan performansi bisnis, dan industri sehingga bila diterapkan dalam konteks nasional akan mampu membawa perubahan makro yang signifikan terhadap kemajuan ekonomi dan sosial bangsa.