SOLO,MENARA62.COM – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Cabang Surakarta periode kepengurusan 2024-2029 menggelar Seminar Nasional. Acara seminar Nasional ini di diselenggarakan pada Selasa (21/1/2025) bertempat di Ballroom, UNS Tower.
Acara ini didahului dengan diskusi mengenai program kerja bidang-bidang yang dimiliki oleh ICMI Surakarta. Yaitu meliputi bidang pendidikan, kebudayaan, penguatan karakter bangsa, kerja sama, komunikasi dan transformasi digital, serta Iptek dan Imtaq.
Pada Seminar awal tahun ini, ICMI mengusung tema besar “Outlook Sosio-Ekonomi Indonesia dan Peran Umat Islam Mencapai Indonesia Emas 2045”. Acara Seminar ini juga sebagai “Kick Off Kegiatan ICMI Surakarta Periode Kepengurusan 2024-2029”. Seminar Nasional yang diselenggarakan ICMI Cabang Surakarta ini didukung oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
Pada kesempatan ini, Prof. Irwan Trinugroho, S.E., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua ICMI Surakarta menyampaikan mengenai pentingnya peran ICMI dan umat Islam dalam menyongsong dan mencapai Indonesia Emas 2045. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi, dan Informasi UNS tersebut menekankan kepada anggota ICMI untuk terjun langsung ke masyarakat.
“Banyak seminar yang membahas kondisi sosio-ekonomi Indonesia, namun kurang menyinggung peran umat Islam pada sosio-ekonomi Indonesia ini. Pemikiran, ide dan gagasan ICMI Surakarta dalam berbagai bidang perlu ditulis dan disebarluaskan melalui media online agar bisa diakses oleh seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan. Tidak hanya pemikiran, ICMI Surakarta juga perlu berperan aktif langsung terjun di tengah masyarakat agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat,” terang Prof. Irwan.
Acara seminar ini dimoderatori oleh Ibrahim Fatwa Wijaya, S.E., M.Sc., Ph.D yang juga sebagai Direktur Direktorat Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi, dan Reputasi UNS dengan menghadirkan tiga narasumber. Ketiga narasumber tersebut yakni Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. selaku Guru Besar UIN Raden Mas Said Surakarta; Prof. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan, Aset dan Administrasi Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS); dan Tastaftiyan Risfandy, S.E., M.Sc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FEB UNS.
Prof. Mudhofir dalam sesi seminar memberikan beberapa pandangannya mengenai peran umat Islam dalam pelestarian lingkungan. Beliau juga menyampaikan bahwa krisis lingkungan merupakan cerminan dari krisis spiritual. Oleh karena itu diperlukannya kontribusi lembaga-lembaga Islam yang berfokus pada pelestarian lingkungan.
“Pentingnya para Ulama membuat tafsir tematik tentang lingkungan hidup. Hal ini diperlukan karena kecenderungan umat Islam saat ini tidak menjadikan lingkungan hidup dan kerusakannya sebagai sesuatu yang penting dan mendukung ibadah dan kehidupan akhirat. Perlu juga disusun khutbah-khutbah yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, bahaya kerusakan lingkungan dan keberlanjutan. Oleh karena itu diperlukan pegiat-pegiat lingkungan yang mendukung diseminasi peran agama di bidang lingkungan hidup,” ucap Prof. Mudhofir.
Prof. Da’i dalam sesi seminar memberikan pandangannya mengenai kepemimpinan dan juga daya saing umat Islam di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang masih tertinggal.
“Umat Islam perlu merubah mindset bahwa yang namanya ibadah tidak hanya salat, mengaji, dan puasa saja, akan tetapi bekerja, berinovasi dan belajar yang memakan porsi waktu lebih besar dalam hidup ini, perlu diartikan sebagai bagian dari ibadah. Selain itu, untuk mengatasi daya saing SDM yang tertinggal di kalangan masyarakat, maka umat Islam perlu memberdayakan masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan,” terang Prof. Da’i.
Risfandy Ph.D. lebih fokus membahas topik Ekonomi Islam dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia.
“Kemiskinan dan ketimpangan di kalangan masyarakat Indonesia bisa diatasi dengan pendidikan gratis, program makan bergizi gratis, program-program di perbankan dan masjid dimulai dari keluarga sebagai tempat mendidik anggota keluarga,” ujar Risfandy. (*)