28.4 C
Jakarta

IDAI ingin Memasukkan Osteogenesis Imperfecta dalam Daftar Penyakit Tidak Menular

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Wishbone Day adalah hari yang diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit genetik langka yang disebut dengan Osteogenesis Imperfecta (OI), yang diperingati secara internasional setiap tanggal 6 Mei di 90 negara. IDAI pun ingin memasukkan Wishbone Day sebagai acara rutin dan terdaftar di direktorat kesehatan. Jika OI masuk dalam daftar sebagai penyakit tidak menular, harapannya dapat diperingati secara berkelanjutan. Bila OI sudah masuk ke dalam jadwal akan lebih mudah dalam keterjangkauan obat.

Demikian dikatakan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr dr Aman Bhakti Pulungan Sp.A(K), FAAP, pada acara seminar media Wishbone Day International Day of Osteogenesis Imperfecta, Jumat (4/5/2018).

Menurut Aman, Osteogenesis imperfecta (OI) adalah suatu gangguan pada jaringan ikat yang menyusun tulang. Kelainan bawaan ini mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan rentan patah. Berdasarkan data UKK Endokrinologi IDAI, saat ini terdapat 136 pasien OI dengan usia terdiagnosis mulai dari 0 bulan – 11 tahun.

“ Tanda dan gejala OI ini bervariasi, tergantung tipenya dari yang ringan, sedang hingga berat. Umumnya, pada semua tipe, gejalanya mudah mengalami patah tulang bahkan dalam benturan minimal.  Selain itu, sering ditandai tanda bagian putih mata pada mata (sklera) berwarna biru, ada gangguan pendengaran, serta kelainan pada gigi, dan bentuk kaki,” ujar Dr. Dana Nur Prihadi, Sp.A(K), M.Kes dari UKK Endokrinologi Anak IDAI.

Dampak OI menurut Dana, anak sering mengalami patah tulang, anak jadi rewel karena rasa nyeri, mengalami kelainan bentuk tulang, terbatas geraknya, mengalami gangguan perkembangan seperti perawakan tubuh yang pendek, dan berdampak pula pada rasa percaya dirinya.

Hingga saat ini, lanjut Dana, kondisi OI belum dapat disembuhkan, namun dengan penanganan komprehensif dan berkelanjutan dapat mencegah terjadinya komplikasi  dan mengoptimalkan tumbuh kembang serta kualitas hidup anak.

Pengobatan OI dilakukan tergantung dari hasil evaluasinya. Untuk pemberian obat-obatan dilakukan dengan bifosfonat atau zolendronat, yang dapat menguatkan tulang yang rapuh. Diharapkan dengan terapi obat ini dapat menurunkan kejadian patah tulang. Selain itu diberikan pula kalsium dan vitamin D yang dapat membantu. Fisioterapi juga dilakukan agar posisi tulang lebih baik.

Penanganan OI ini dilakukan secara komprehensif  oleh para tenaga ahli di bidangnya seperti dokter spesialis anak atau dokter spesialis endokrinologi anak, dokter  ortopedi anak, serta kedokteran fisik dan rehabilitasi medik.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!