Oleh : Pujiono
(Dosen PKMD Universitas Muhammadiyah PKU Surakarta
Majelis Tabligh PWM Jateng )
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَا
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan dan kini mengantarkan kita kepada hari yang penuh kemenangan, Idul Fitri. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Hari ini kita merayakan Idul Fitri dengan penuh kegembiraan setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Idul Fitri bukan sekadar hari kemenangan, tetapi juga momentum bagi kita untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Inilah saatnya kita kembali kepada fitrah, menjadikan Idul Fitri sebagai awal dalam mewujudkan masyarakat yang baik dan harmonis, atau yang dalam Islam disebut sebagai Qoryah Thoyyibah, yaitu negeri yang diberkahi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ
Artinya : Sungguh, pada (kaum) Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba’: 15).
Ayat ini menggambarkan bahwa masyarakat yang baik adalah masyarakat yang berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, menjunjung tinggi akhlak, dan saling tolong-menolong dalam kebaikan. Setelah Ramadhan, kita harus tetap mempertahankan ketaqwaan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah.
Pilar-Pilar Mewujudkan Qoryah Thoyyibah
Untuk mewujudkan masyarakat yang baik dan diberkahi Allah, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan:
1. Menegakkan Tauhid dan Ketaqwaan Allah berfirman: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi…” (QS. Al-A’raf: 96).
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya : Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf: 96).
Keimanan dan ketakwaan adalah kunci utama untuk mendapatkan keberkahan. Dengan bertakwa, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita.
2. Menjaga Ukhuwah Islamiyah Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan demam.” (HR. Muslim).
Ukhuwah Islamiyah harus dijaga dengan mempererat tali silaturahmi, menghindari perselisihan, dan saling tolong-menolong.
3. Menegakkan Keadilan dan Kejujuran Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa’: 58).
۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An-Nisa’: 58).
Kejujuran dalam bermuamalah dan keadilan dalam pemerintahan adalah pilar utama dalam membangun masyarakat yang damai.
4. Memperkuat Pendidikan Islam Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Pendidikan yang berbasis Islam harus menjadi prioritas dalam keluarga dan masyarakat, agar generasi penerus tumbuh dengan akhlak yang mulia.
5. Meningkatkan Kepedulian Sosial Nabi ﷺ bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ
“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim).Kepedulian terhadap fakir miskin, anak yatim, dan sesama muslim harus menjadi kebiasaan dalam masyarakat.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,
Qoryah Thoyyibah bukan sekadar konsep utopis, tetapi dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata. Jika setiap individu menjaga dirinya dari perbuatan dosa dan memperbanyak amal kebaikan, maka masyarakat yang damai dan sejahtera akan terbentuk.
Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai awal untuk perubahan yang lebih baik. Setelah sebulan berlatih menahan hawa nafsu, mari kita lanjutkan dengan menjaga lisan dari perkataan buruk, tangan dari perbuatan zalim, dan hati dari rasa dengki. Semoga kita semua bisa menjadi bagian dari masyarakat yang dirahmati Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pada kesempatan akhir khutbah ini marilah kita memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan kita. Kita juga berdoa agar Allah menjadikan kita hamba yang bertakwa, serta memberikan keberkahan bagi keluarga dan masyarakat kita.
Ya Allah, jadikanlah negeri kami sebagai negeri yang baik, penuh keberkahan, dan penduduknya saling mencintai karena-Mu. Satukan hati kami dalam kebaikan, jauhkan kami dari perpecahan, dan limpahkan rahmat-Mu kepada kami.
Ya Allah, terimalah ibadah kami di bulan Ramadhan ini, dan jadikanlah kami insan yang lebih baik setelahnya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
Akhirnya, marilah kita mengakhiri khutbah ini dengan mengucapkan takbir dan memperbanyak doa. Semoga Idul Fitri ini menjadi titik awal bagi kita dalam membangun kehidupan yang lebih baik, menuju Qoryah Thoyyibah yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَلَّلهُمَّ اِنَّا نَسْاءَلُكَ سَلَمَتً فِي الدِّيْنِ وَعَافِيَتَ فِي الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَهً فِي الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
رَبَّنَآ أَتِنَآ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَآ عَذَابَ النَّار
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ