33.5 C
Jakarta

IITCF Sharing Lika – Liku Berbisnis Travel

Baca Juga:

JakartaMENARA62.COM. Bisnis travel jalan – jalan wisata ke mancanegara ternyata penuh dengan lika liku persoalan. Apalagi setiap negara memiliki banyak perbedaan aturan, serta kondisi – kondisi tertentu yang sulit untuk diprediksikan. Maka bagi pelaku bisnis travel profesional, harus paham permasalahan tersebut. Jika tidak, jangan harap memperoleh keuntungan di bisnis travel ini.Terkait dengan itulah Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H. Priyadi Abadi, membagikan pengalamannya, bagaimana membedah persoalan tour ke berbagai negara.

Di acara talk show dengan dengan para awak media di gedung Bank Muammalat Tower Kuningan – Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018), Priyadi menuturkan, jika di balik keindahan tempat-tempat wisata Eropa, ternyata menyimpan berbagai persoalan jika belum memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman menjelajahi Benua Eropa ini. Karenanya, penyedia travel yang baru membuka trip Eropa harus memperhatikan berbagai aspek sebelum berani menyelenggarakan paket Eropa

 “Time management  harus sangat ketat dijalankan, jika tidak akan berdampak pada pembengkakan anggaran,” ujarnya.

Priyadi menambahkan, penyelenggaraan tour ke Asia sangat berbeda dengan Eropa. Tingkat kerumitannya jauh lebih besar di Eropa. Karena itulah, travel yang sudah biasa menyelenggarakan tour Eropa akan lebih mudah menjalankan trip Asia. “Dalam dunia travel, tujuan Eropa tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding Asia atau destinasi lainnya,” paparnya.

Priyadi mengakui meskipun dalam pengalaman dirinya sebagai Tour Leader berpuluh-puluh tahun selalu harus update dengan situasi terkini yang terjadi, seperti memanasnya situasi demo dikota Paris, modus-modus kejahatan seiring tingkat kriminalitas yang naik tajam ataupun merk-merk branded yang sering diburu oleh pelancong kita, juga dengan terjun langsung mengurusi segala kebutuhan peserta tour, mulai dari  bangun pagi sampai peserta tour terlelap dikamar hotelnya, antara lain memastikan/mencari ruangan santap pagi, mengurusi koper-koper peserta, check out hotel dengan memastikan master bill , lokasi/menu restoran makan siang dan malam, bus yang nyaman dengan segala perlengakapannya seperti CD/DVD utk memutar lagu atau film, tempat objek wisata, dan masih banyak lagi lainnya

“Untuk menggunakan lokal guide fullday di Eropa akan menambah biaya yang sangat tinggi, terlebih lagi lokal guide Eropa hitungannya per jam, dan itu tak lazim dilakukan oleh travel Indonesia,” ujarnya.

Perusahaan travel, tambah Priyadi, harus mempersiapkan Tour Leader yang handal dan berpengalaman dilapangan, salah satu contoh kecil saja lokasi toiletpun harus dikuasai karena akan bedampak fatal bila peserta tour sedang kebelet pipis. Jika tidak maka akan berdampak pada tingkat kepuasan wisatawan, yang itu akan berdampak pada kepercayaan terhadap perusahaan penyelenggara.

“Adanya kasus travel abal-abal, Tour Leader yang tidak bertanggung jawab, isu keamanan di Eropa harus bisa menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan travel untuk meningkatkan kualitas layanannya,” jelasnya yang harus menjadi catatan bagi perusahan jasa travel.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!