JAKARTA, MENARA62.COM – Ikatan Doktor Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKADA UNJ) menggelar seminar nasional bertema Pemimpin Kelas Dunia pada Sabtu (9/11/2024). Seminar yang dilaksanakan bersamaan dengan launching buku berjudul Kepemimpinan Nasional Berkompeten tersebut menghadirkan Jend TNI (Purn) Dr Wiranto SH, S.IP, penasehat khusus presiden bidang politik dan keamanan sebagai pembicara kunci.
Seminar nasional digelar secara hybrid diikuti oleh anggota IKADA UNJ lintas program studi. Ini adalah kegiatan seminar kedua sejak IKADA UNJ diresmikan.
Selain seminar dan launching buku, IKADA UNJ juga menerima 96 anggota yang baru saja menyelesaikan program doktornya di UNJ. Dengan demikian jumlah alumni program doktor UNJ yang tergabung dalam IKADA UNJ bertambah menjadi sekitar 6000 orang.
“Dengan jumlah lebih dari 6000 orang dan kompetensi yang sangat beragam, lintas program studi, ini merupakan potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk membangun bangsa dan negara,” kata Ketua Umum IKADA UNJ Dr Mukhtadi El Harry.
Menurutnya, alumni program doktor UNJ memiliki keunikan dibanding alumni program doktor perguruan tinggi lain. Karena para alumni program doktor UNJ ini adalah orang-orang yang sudah bekerja dan memiliki jabatan penting. Salah satunya adalah Jend TNI (Purn) Dr Wiranto, SH, S.IP yang kini menjabat sebagai penasehat khusus presiden bidang politik dan keamanan.
Diakui Dr. Mukhtadi, sebelum ada IKADA UNJ, para doktor yang mengajar di UNJ saja tidak saling mengenal. Meskipun ibarat kata mereka berada dalam satu atap yang sama. “Sekarang kitaa punya wadah untuk bersatu, tidak hanya para doktor yang kebetulan mengajar di UNJ, juga doktor-doktor di lembaga atau instansi lain tetapi merupakan alumni UNJ,” tambahnya.
BACA JUGA: IKADA UNJ Resmi Berdiri, Himpun 5.800 Doktor Alumni Universitas Negeri Jakarta |
Ia menekankan pentingnya sesama alumni program doktor UNJ untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi, sehingga ke depan IKADA UNJ memiliki ikatan satu jiwa, memiliki korps yang tinggi semasa anggota.
Sementara itu, Wiranto pada kesempatan yang sama mengatakan IKADA UNJ memiliki peran penting untuk ikut berpartisipasi aktif mendukung visi misi kepemimpinan nasional yang saat ini dijabat oleh Presiden Prabowo. Karena untuk menuju cita-cita Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan dukungan semua pihak, dukungan masyarakat termasuk para akademisi.
Wiranto melihat sejauh ini masih banyak hal-hal yang disampaikan Presiden Prabowo masih belum bisa dipahami sepenuhnya oleh masyarakat. Masih banyak hal-hal yang perlu diperjelas ke masyarakat terutama kaum intelektual menyangkut apa yang dipikirkan, apa yang dilakukan dan alasan-alasan apa yang mendasari Presiden melakukan tindakan. “Banyak yang belum dipahami oleh public dan bahkan kadang menimbulkan salah interpretasi,” lanjutnya.
Ia mencontohkan ketika Presiden Prabowo membawa seluruh anggota kabinet merah putih dan lembaga-lembaga negara di Magelang. Banyak yang kemudian menginteprestasikan bahwa Presiden Prabowo akan membangun pemerintahan ala militer. Padahal ini merupakan bagian dari upaya Presidenn Prabowo untuk bisa menyerap nilai-nilai kemiliteran yang perlu dipahami, diketahui dan diterapkan oleh para pembantunya di kabinet merah putih. Nilai-nilai kemiliteran tersebut antara lain nilai keberssamaan, jiwa korsa, nilai displin, kepatuhan, pantang menyerah, nilai penghormatan pada pimpinan dan nilai-nilai lain yang memang harus dimiliki oleh para Menteri.
BACA JUGA: Apresiasi Susunan Kabinet Merah Putih, Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan: Prabowo Mendorong Orang Muda Sebagai Kekuatan |
“Presiden menekankan bahwa dalam bekerja sama perlu semangat dan misi yang sama, tidak boleh ada ego sectoral,” tegasnya.
Wiranto memastikan bahwa Presiden Prabowo akan terus konsisten dengan sumpah jabatan dan melaksanakan apa yang menjadi tugas-tugas sebagai Presiden seperti termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Misi ini kata Wiranto menjadi berat di tengah dunia yang sedang tidak baik-baik saja. “Dunia sedang ada peperangan, ada kompetisi, ada perubahan iklim dan lainnya. Ini tentu akan sangat berat apabila tidak didukung seluruh rakyat Indonesia,” tandas Wiranto.