YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Muhammad Ikhwan Ahada, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) menjalani Ujian Disertasi Terbuka Promosi Doktor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam bidang Psikologi Kepemimpinan Islam pada Selasa (13/6/2023) di Gedung Pascasarjana UMY.
Disertasi Ikhwan berjudul Oase Kepemimpinan KH AR Fachruddin sebagai Servant Leader (Analisis Psikologi Kepemimpinan) dengan Pimpinan Sidang yang terdiri atas:
Ketua: Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. IPM., ASEAN.Eng.
Sekretaris: Ir. Sri Atmaja P. Rosyidi, M.Sc.Eng., Ph.D., P.Eng., IPI., ASEAN.Eng.
Promotor
Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A.
Dr. Khoirudin Bashori, M.Si.
Prof. Dr. Muhammad Azhar, M.Ag.
Penguji
Prof. Hilman Latief., M.A., Ph.D.
Dr. Zuly Qodir, M.Ag.
Prof. Dr. M. Noor Rochman Hadjam, S.U.
Dalam disertasi ini, Ikhwan memilih topik penelitian tentang kepemimpinan Pak AR karena Pak AR dikenal dengan karakternya yang luar biasa. “Pak AR merupakan pemimpin Muhammadiyah terlama, terkenal dengan kesederhanaan dan kesahajaannya,” kata Ikhwan saat ditanya tentang alasan memilih kepemimpinan Pak AR sebagai objek penelitian.
Adapun servant leaders yang diangkat merupakan teori Greenleaf (1990) yang menjelaskan tentang kepemimpinan etis. “Servant leaders memiliki karakteristik 1) mendengarkan, 2) menerima orang lain dan empati, 3) kemampuan memprediksi, 4) persuasif, 5) konseptualisasi, 6) memperbaiki, 7) melayani, 8) komitmen pertumbuhan manusia, 9) membangun komunitas,” lanjut Ikhwan.
Secara sederhana, servant leader adalah pemimpin yang melayani anggota organisasi maupun pengikutnya. “Servant leader secara bahasa berarti seorang pemimpin yang melayani, sekaligus mampu meredakan kecemasan anggota dan organisasi yang dilayaninya,” tukas Ikhwan.
Selain menggunakan analisis Greenleaf, Ikhwan juga menganalisis kepemimpinan Pak AR menggunakan Perspektif Maxwell tentang Level Kepemimpinan. “Fase pertama, yaitu jabatan saat Pak AR menjabat sebagai Ketua PDM Kota Yogyakarta. Selanjutnya perkenanan saat beliau terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah menggantikan KH Faqih Usman yang wafat,” terang Ikhwan.
“Lalu fase produktivitas dapat ditinjau dari banyaknya produk tulisan maupun orasi melalui RRI dan TVRI. Fase keempat adalah Mengembangkan Orang Lain yang dilakukan Pak AR dengan memberdayakan kader-kader Muhammadiyah untuk mengembangkan Muhammadiyah di penjuru negeri. Fase kelima, Puncak, di mana Pak AR mengundurkan diri sebagai Ketua PP Muhammadiyah,” lanjutnya.
Menurut Ikhwan, karakter Pakk AR ini lahir karena: 1) Penanaman sikap seorang abdi dan bangsawan di lingkungan Puro Pakualaman, 2) Penanaman nilai-nilai Islam dari kitab-kitab rujukan primer islam, serta 3) Budaya Jawa yang adiluhung.
Pada kesimpulan, Pak AR memenuhi karakter kepemimpinan berdasarkan Greenleaf, Maxwell, bahkan Kuntowijoyo. Ikhwan berpendapat bahwa Pak AR memiliki karakter Post Servant Leader. “Karena Pak AR merupakan pemimpin Muhammadiyah terlama, terkenal dengan kesederhanaan dan kesahajaannya. Seorang pemimpin yang melayani, sekaligus mampu meredakan kecemasan anggota dan organisasi yang dilayaninya,” tutur Ikhwan.
Meski begitu, bukan berarti Pak AR tanpa kelemahan dan kekurangan. “Dalam ranah pembimbingan pemimpin penerus inilah kelemahan K.H. A.R. Fachruddin sangat terlihat, yaitu tidak melahirkan generasi pemimpin Muhammadiyah yang mendekati atau bahkan menyamai kualitas kepemimpinan beliau,” jelas Ikhwan.
Melalui disertasi ini, Muhammad Ikhwan Ahada dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan dan mendapatkan gelar Doktor Psikologi Pendidikan Islam. Muh. Ikhwan Ahada merupakan Doktor ke-181 yang diluluskan oleh UMY. (*)