Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang tentang kebaikan. Rasulullah menjawab, “Istafti Qalbak!” Mintalah fatwa pada hatimu. Kebaikan adalah apa yang menenteramkan jiwa dan menenangkan hati. Sedangkan keburukan adalah apa yang meragukan jiwa dan meresahkan hati.
Pesan Rasulullah SAW tersebut menunjukkan, hati adalah tempat kita merujuk. Hati adalah acuan setiap kita melakukan aktivitas. Apakah yang kita lakukan bisa membuat kita tenang dan damai, ataukah justru membuat kita resah dan gelisah? Tanyalah pada hati kita!
Seringkali kita merasa bimbang untuk melakukan sesuatu atau menentukan suatu pilihan. Jika kita mengalami hal ini, maka langkah pertama yang harus kita ambil adalah bertanya pada hati kita. Berdialoglah dengannya, tanyakan padanya apa yang harus kita lakukan atau kita pilih. Setelah yakin akan suara hati kita, ikutilah!
Mengikuti kata hati setelah sebelumnya mengajaknya berbicara, akan membuat apa yang kita lakukan atau apa yang kita pilih benar-benar sesuai dengan nurani kita. Tidak sekadar menuruti keinginan nafsu semata.
Mengikuti kata hati akan menghadirkan ketenangan batin, ketenteraman jiwa. Mengikuti kata hati, berarti telah melalui perenungan mendalam, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Pertanggungjawaban kepada orang lain dan juga kepada Allah SWT.
Mengikuti kata hati adalah pilihan paling jujur yang diambil seseorang. Jika lidah bisa berdusta, maka hati tak pernah bisa mengingkarinya.
So, mintalah fatwa pada hatimu! Ikuti kata hatimu!
Ruang Inspirasi, Ahad, 12 Desember 2021.