26.5 C
Jakarta

Imbas Ditemukannya Ikan Makarel Bercacing, Industri Rumahkan Ribuan Karyawan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kasus ikan kalengan makarel yang ditemukan mengandung cacing anisakiasis beberapa hari lalu, berimbas pada industri pengalengan ikan dalam negeri. Saat ini ribuan karyawan industri pengalengam terpaksa dirumahkan sementara. Laporan sementara di Banyuwangi ada 10 industri, di Bali ada 7 industri, satu di Pasuruan dan 1 di Pekalongan.

“Selama belum ada solusi dari masalah ini, industri pengalengan ikan tentu harus merumahkan karyawan utamanya untuk bagian atau line ikan makarel,” papar Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Surya, Sabtu (31/03).

Pihak asosiasi hingga kini masih mendata nilai kerugian yang diderita industri pengalengan ikan. Tetapi dipastikan nilainya mrncapai miliaran rupiah.

Ady mengakui kasus ikan kalengan makarel mengandung cacing yang ditemukan BPOM, menjadi pukulan sangat berat bagi industri pengalengan ikan. Ditengah upaya untuk meningkatkan konsumsi masyarakat akan ikan, juga upaya menggenjot nilai ekspor produk ikan, tuba-tiba ada kasus penemuan cacing dalam ikan makarel kalengan. Meski tidak semua ikan kalengan mengandung cacing tetapi fakta dilapangan, toko dan retail menurunkan semua produk ikan kalengan. Baik yang makarel maupun sarden dan tuna.

“Nilai kerugian kami jelas lebih besar. Sebab masyarakat mengambil kesimpulan bahwa semua produk ikan kalengan mengandung cacing anisakiasis,” lanjutnya.

Karena itu APIKI meminta lembaga berwenang dalam hal ini BPOM melakukan langkah lebih spesifik lagi. Produk dengan beats mana yang diketahui mengandung cacing dan mana yang aman dikonsumsi masyarakat. Ini penting diumumkan untuk menekan kerugian yang ditanggung industri pengalengan ikan.

Ady menjelaskan bahwa sebenarnya proses produksi ikan kaleng sudah mengacu pada standar ketat baik nasional maupun internasional dalam hal ini CODEX. Dimana sejak hulu yakni proses penangkapan ikan telah dilakukan ‘pengamanan’ bahan baku ikan dengan sangat baik. Ikan yang batu ditangkap labgsung masuk mesin pembekuan dengan suhu dibawah atau minus 40 derajat celcius, sementara cacing anisakiasis akan mati pada suhu minus 20 derajat celcius.

Lalu dilanjutkan dengan proses pemanasan saat pengalengan dimana industri pengalengan menggunakan suhu 130 derajat celcius  Pada suhu 60 derajat celcius, cacing anisakiasis sudah pasti mati.

“Jadi kami sudah membunuhnya dalam dua kali proses. Dengan demikian maka jelas ikan kalengan dijamin tidak akan ada ditemukan cacing hidup,” jelasnya.

Kalaupun ada cacing seperti ditemukan BPOM, pasti cacing mati dan itu tidak akan berbahaya bagi kesehatan. Hanya persoalan estika saja dimana masyarakat merasa jijik atau geli melihat cacing pada makanan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!