JAKARTRA, MENARA62.COM — Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se-DKI Jakarta menyoroti tindakan represif aparat kepolisian pada tindakan pengepungan di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah dan penembakan aktivis penolak tambang di Desa Siney, Parigi Mountong, Sulawesi Tengah.
Aparat kepolisian seharusnya dinilai lebih mengedepankan pendekatan yang humanis agar institusi penegak hukum tidak kembali mencoreng nilai-nilai kemanusiaan.
Demikian disampaikan Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik DPD IMM DKI Jakarta, Rahmat Syarif dalam konferensi pers di Kampus ITB Ahmad Dahlan, Jakarta, Senin (21/2/2022).
Rahmat mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dapat memberikan arahan yang tegas kepada Kapolri agar dapat menggunakan pendekatan yang humanis dalam pelaksanaan tugas dilapangan.
“Kami rasa Pak Jokowi harus memanggil Kapolri untuk menertibkan anggotanya di lapangan agar dapat lebih humanis lagi kepada masyarakat,” ujarnya.
Selanjutnya, Dia berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar dapat melakukan evaluasi terhadap Kapolda Jateng dan Kapolda Sulteng atas insiden yang terjadi tersebut.
“Kapolri harus evaluasi dua Kapolda yang bertanggung jawab di daerah itu,” tegasnya.
Sementara, Ketua Umum DPD IMM DKI Jakarta, Suparman menegaskan agar oknum polisi pelaku penembakan yang merenggut nyawa salah satu aktivis dapat ditindak tegas.
“Sangat miris memang (penembakan aktivis) itu, maka kami juga berharap pelaku dapat diusut tuntas dan dihukum sesuai dengan mekanisme yang berlaku,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suparman berharap kedepannya agar pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional dapat menggunakan prosperity approach dengan mendepankan dialog yang konstruktif.
“Bukan dengan security approach atau dengan teror kekerasan dan menghadapkan moncong senjata kepada masyarakat,” tandasnya. (*)