JAKARTA, MENARA62.COM – Indonesia mengambil peran aktif dalam “Regional Workshop on Optimising Antimicrobial Use, with Focus on Antimicrobial Stewardship” pada 12 – 14 Februari 2019, di Paro, Bhutan. Delegasi Indonesia beranggotakan perwakilan Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kemenkes RI, dan Direktorat Pelayanan Kefarmasian Kemenkes.
Workshop yang diadakan oleh WHO South East Asia Region Office (SEARO), bertujuan untuk membangun kapasitas nasional dalam mengoptimalkan penggunaan antibakteri melalui implementasi program antimicrobial stewardship (AMS) dan klasifikasi Access, Watch and Reserve (AWaRe) yang diluncurkan oleh WHO tahun 2017.
Acara workshop dibuka oleh Menteri Kesehatan Bhutan, Dr. Lyonpo Dechen Wangmo. Workshop ini dihadiri 46 peserta dari 8 negara South East Asia Region: Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Nepal, Maldives, Thailand, Timor Leste, dan beberapa NGO (MSF). Fasilitator berasal dari WHO Headquarter, WHO SEARO, dan para pakar.
Fasilitator memaparkan tentang klasifikasi AWARE (Access, Watch, Reserve) untuk antibiotik yang akan diterapkan dalam Essential Medicines List (DOEN) dan Pedoman Penggunaan Antibiotik semua negara anggota WHO.
Dipaparkan juga metode surveilans penggunaan antimikroba (AMU) dan konsumsi Antimikroba (AMC) dalam kerangka GLASS (Global Antimicrobial Resistance Surveilance System) dan Antimicrobial Stewardship (AMS) yang juga direkomendasikan oleh WHO untuk diterapkan oleh semua negara anggota dalam upaya pengendalian resistensi antimikroba (AMR).
Workshop ini merupakan bagian dari implementasi strategic objective 4 dari Global Action Plan on Antimicrobial Resistance (GAP AMR), yaitu “Optimising the Use of Antimicrobial”.
Tiap delegasi memaparkan upaya pengendalian AMR dan implementasi program AMS di masing-masing negara melalui poster. Tiap negara belajar dari keberhasilan negara lain dan masukan dari para pakar.
Sebagai output dari workshop, negara menyusun rencana aksi jangka pendek (2019) dan jangka menengah (2020 – 2021) untuk implementasi program AMS di level nasional dan rumah sakit dipandu fasilitator.