JAKARTA, MENARA62.COM — Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik amat terkesan dengan kebiasaan Muslim di Indonesia. Menurutnya, Indonesia bisa jadi inspirasi negara Muslim lain.
Ia pun memuji Indonesia sebagai negara mayoritas muslim yang paling mengesankan dan paling maju terutama dalam aspek toleransi dan demokrasi dibandingkan dengan negara lain yang pernah dia tinggali semasa bertugas.
Moazzam pun tampak tak ragu menyampaikan pandangannya itu pada acara Silaturrahim Halalbihalal Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya 62 Jakarta, Kamis (4/7/2018).
“Sistem politik dan ekonominya teratur dan bisa jadi inspirasi bagi negara muslim yang lain. Harapan saya sebagai sahabat Indonesia, bahwa pemimpin di dunia ini bisa melihat banyak hal pada Indonesia,” ujarnya di hadapan para tokoh politik dan tokoh nasional yang hadir pada acara itu seperti Mantan Ketua MPR Muhammadiyah M Amien Rais, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuzi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Moazzam juga mengingatkan, Indonesia juga memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, agar tidak menjadi beban di masa mendatang.
Menyambut pandangan Moazzam tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimis dan menyatakan bahwa problem yang dihadapi negeri ini adalah perasaan bahwa negara tidak hadir di dalam kepastian hukum, pasar rakyat, ekonomi, dan politik. Apabila semua ini beres, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi contoh seperti yang dimaksud oleh Moazzam.
Sementara itu Fahri Hamzah melihat, posisi Muhammadiyah sebagai salah satu ormas yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, maka Muhammadiyah memiliki tugas penting sebagai pengontrol kebijakan pemerintah.
“Muhammadiyah itu saya ibaratkan forum komisaris dari pendiri bangsa. Kita tahu siapa tokoh Muhammadiyah seperti Ibu Fatmawati dan Bung Karno dan lainnya, sehingga Muhammadiyah punya hak untuk mengingatkan pemerintah. Muhammadiyah punya tugas negara untuk ‘menjewer’ terus menerus agar kebijakan negara tidak menyeleweng,” ujar Fahri.