LONDON, MENARA62.COM – Indonesia dan Ekuador berhasil realisasikan Forum Kerja sama Perdagangan atau Working Group on Trade and investment (WGTI) yang pertama di Quito, Ekuador. Kerjasama tersebut merupakan realisasi dari Nota Kesepahaman di tahun 2012 dan baru dilaksanakan 5 tahun kemudian.
Pensosbud KBRI Quito seperti dikutip dari Antara Kamis (3/1/2019) menyebutkan pada Working Group on Trade and investment (WGTI) yang digelar baru-baru ini, delegasi Indonesia dipimpin, Direktur Perundingan Bilateral, Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini didampingi oleh Duta Besar RI untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono.
Sedang dari pihak Ekuador dipimpin Maria Fernanda Cruz, Direktur Kawasan Asia, Afrika dan Oseania, Kementerian Produksi, Perdagangan dan Investasi Ekuador.
Pada pertemuan tersebut, kedua negara melakukan pembahasan mengenai berbagai isu perdagangan dan investasi antara kedua negara, seperti di antaranya terkait akses pasar, fasilitas perdagangan, prosedur kepabean, SPS serta pengenalan sektor investasi prioritas kedua negara.
Forum juga membahas mengenai hambatan-hambatan perdagangan yang selama ini dialami oleh kedua belah pihak, baik berupa tarif maupun non-tarif. Pihak Indonesia telah sampaikan keluhan baik importir maupun eksportir terkait tariff Ekuador yang masih sangat tinggi.
Indonesia mengusulkan agar kedua negara dapat menganalisa kemungkinan dibentuknya perjanjian kerjasama perdagangan pada masa depan. Kedua pihak sepakat untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait kemungkinan dibentuknya perjanjian dagang tersebut.
Menurut Direktur Perundingan bilateral, Kemendag, Made Marthini, pertemuan ini merupakan suatu hal yang bersejarah bagi hubungan bilateral kedua negara, mengingat sejak dibentuknya hubungan diplomatik di tahun 1980, baru pertama kali kedua negara melakukan forum kerja guna membahas isu-isu perdagangan dan investasi.
Diakui walau secara global, tingkat perdagangan antara Indonesia dan Ekuador belum terlalu signifikan, namun terlihat adanya peningkatan substantif setiap tahunnya. Ekuador merupakan mitra dagang terbesar Indonesia ke-5 di kawasan Amerika Selatan, yang berpotensi besar untuk menjadi pintu masuk bagi produk Indonesia ke pasar Amerika Selatan.
Dilain pihak, Indonesia merupakan mitra dagang yang cukup penting bagi Ekuador mengingat Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-16 serta importer ke-19 terbesar bagi Ekuador, secara khusus bagi komoditas non-migas.
Dubes RI di Quito menyampaikan harapannya agar pertemuan ini menjadi langkah awal bagi peningkatan kerjasama ekonomi antara kedua negara. Dubes melihat besarnya potensi yang ada pada Ekuador, yang menjadikan pertemuan ini begitu penting untuk membuka hambatan yang membatasi perdagangan.
Ditambahkan, dengan diberikannya Primaduta Award pada salah satu perusahaan Ekuador pada tahun 2018 ini, telah menunjukan besarnya potensi yang dilihat Pemerintah Indonesia terhadap Ekuador, sebagai salah satu pasar non-tradisional di Amerika Selatan.
Selain melaksanakan Working Group pada 19 Desember lalu dalam kunjungannya, Delegasi Indonesia juga melakukan diskusi dengan Asosiasi Kelapa Sawit Ekuador, Palmicultor terkait isu-isu yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Ekuador. Delegasi juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke pabrik kakao dan ladang bunga mawar, dimana keduanya merupakan dua komoditi impor utama Indonesia dari Ekuador.