JAKARTA –Festival seni budaya menjadi model yang dikembangkan oleh Platform Indonesiana untuk mendorong pemajuan kebudayaan. Tahun ini setidaknya ada 13 festival yang disiapkan di sejumlah daerah.
“Ada 9 wilayah yang tergabung dalam platform kebudayaan Indonesiana sepanjang tahun ini. Dimana tiga wilayah sudah menggelar 4 festival dari 13 festival yang kita siapkan,” kata Ahmad Mahendra, Kepala Bagian Umum dan Kerjasama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud di sela taklimat media, Selasa (28/8).
Menurutnya festival seni budaya dilandasi keinginan bersama untuk memajukan kebudayan, yang menguatkan hubungan sosial dan membentuk visi kebudayaan di dalam kerjasama antara pemerintah, komunitas dan sektor swasta.
Berbagai festival ini lanjut Mahendra dapat menjadi media untuk memetakan dan memperkuat unsur-unsur ekosistem kebudayaan. Diharapkan pemetaan tersebut dapat menjadi landasan untuk pemajuan kebudayaan yang meliputi pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan sumber daya manusia pelaku budaya.
Diakui Mahendra setidaknya ada lima nilai yang ingin dikembangkan dalam Indonesiana ini yaitu partisipasi, gotong royong, ketersambungan, penguatan lokal dan keragaman. Semua tercermin dalam festival yang sudah diselenggarakan.
Sementara itu Koordinator Festival Indonesiana Heru Hikayat mengatakan rangkaian festival platform Indonesiana sudah dimulai dengan Festival adat Foho Rai atau festival kampung adat di Belu Nusa Tenggara Timur. Festival adat Foho Rai menjadi rangkaian menuju Festival Fulan Fehan yang akan digelar di lembah kaki Gunung Lakaan, September ini.
Lalu di Palu, Sulawesi Tengah digelar festiva Palu Solende Percussion yang menampulkan konser Vinculous oleh kelompok orkestra Orquesta DeCamara de Siero (OCAS) dari Spanyol. Menyusul di kabupaten Parigi Moutong dengan festival Vula Dongga dalam Eksotika Khatulistiwa, dan diKabupaten Sigi ada festival Bunyi Bungi: Membaca Adab dan Peradaban yang akan dikspresikan melalui seni pertunjukan, musik dan ritual.
Untuk seni gamelan, platform Indonesiana sudah menggelar International Gamelan Festival di Kota Surakarta pada 9-16 Agustus yang diikuti 19 kelompok gamelan luar negeri dari 9 negara.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan Indonesiana sifatnya hanya memperkuat penyelenggaraan kegiatan kebudayaan yang sudah ada.
“Jadi tidak melakukan kegiatan kebudayaan yang sifatnya baru, tidak menghilangkan kegiatan kebudayaan yang sudah ada,” tutup Hilmar.