23.1 C
Jakarta

Industri Kerajinan dan Batik harus Beradaptasi dengan Kemajuan Teknologi

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan  Industri (BPPI) Kemenentrian Perindustrian Dr. Ir. Doddy Rahadi, MT mengatakan pandemi Covid-19 telah berdampak pada semua sektor yang ada, tak terkecuali di sektor industri kreatif salah satunya industri kerajinan dan batik. Meski demikian, bukan berarti kreativitas dan kegiatan produksi lantas berhenti.

“Kita memang sedang berada di zona tidak ideal. Tetapi bukan berarti kreatifitas dan kegiatan produksi berhenti.  Industri kerajinan dan batik harus mampu beradaptasi dengan cara berpikir kreatif dan inovatif, melalui pemanfaatan teknologi dan optimalisasi sumber daya yang ada, agar produktifitas serta berkontribusi positif bagi perekonomian nasional,” kata Doddy pada acara seminar online Peran Teknologi 4.0 dalam Pengembangan Industri Batik dan Kerajinan, yang disiarkan kanal Youtube Balai Kerajinan dan Batik, Selasa (06/10/2020)

Menurutnya, industri batik merupakan salah satu sektor yang cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Sektor yang didominasi oleh industri menengah ini tersebar di 100 sentral di Indonesia. Industri batik mendapat prioritas pengembangan, selain karena berbasis budaya lokal juga dinilai mampu mempunyai daya ungkit besar dalam penciptaan nilai tambah.

“Perkembangan teknologi yang demikian cepat, telah membawa perubahan bagi dunia industri. Teknologi telah menyentuh semua bidang, dan berhasil mengubah prilaku manusia dalam menyikapi pembuatan produk seperti pada kerajinan dan batik,” lanjut Doddy.

Ia menjelaskan bahwa tujuan dari revolusi 4.0 ini adalah untuk mendapatkan produktivitas yang lebih tinggi. Efisien dan proses produksi yang dikelola sendiri, dimana manusia, mesin, peralatan, sistem logistik, dan komponen pekerjaan dalam proses bekerja sama satu sama lain. Dengan memanfaatkan industri 4.0 industri dapat meningkatkan daya saing, baik secara lokal maupun global.

Menurutnya, industri 4.0 yang termasuk didalamnya teknologi informasi, yang saat ini sangat berkembang dapat menjadi suatu terobosan yang baru dalam hal pemasaran produk. Perkembangan dan pertumbuhan teknologi telah mendorong gaya hidup masyarakat, dengan kondisi seperti ini dapat meningkatkan potensi penjualan yang lebih luas.

“Dalam rangka pemulihan ekonomi dan  peningkatan industri kecil menengah, kementrian perindustrian telah mekaukan banyak hal, antara lain bimbingan teknis secara online baik terkait teknis produksi, menjaga kualitas, produk sampai pemasaran,” kata Doddy

Untuk beradaptasi dalam masa pandemi ini, Industri Kecil Menegah (IKM) lanjut Doddy harus melakukan inovasi produk maupun strategi pemasaran, inovasi produk yang berorientasi pada kebutuhan pada masa pandemi ini, misalnya membuat masker dari kain batik. Membuat strategi pemasaran yang berbeda dalam masa pandemi ini misalnya melalui  virtual exibhition.

“Penguatan asosiasi-asosiasi industri untuk berjalan bersama-sama, yang kuat membatu yang lemah dan maju secara bersama-sama, tentunya akan lebih kuat dari pada sendiri-sendiri” ungkap Doddy

Doddy mengatakan bangga buatan Indonesia dan beli buatan Indonesia merupakan kunci dalam penguatan industri IKM.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!