LAMPUNG, MENARA62.COM– Forum Rektor Indonesia merekomendasikan tiga langkah penting untuk membangun karakter bangsa hasil dari Forum Groum Discussion (FGD) dan Seminar Nasional Membangun Karakter Bangsa bedaya Saing Berlandaskan Pancasila yang digelar di Gelanggang Olahraga Universitas Teknokrat (UTI) Lampung, Sabtu (04/11/2017). Ketiga rekomendasi tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada pemerintah sebagai acuan dalam membangun karakter bangsa.
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof Suyatno mengatakan FRI yang lahir sejak jaman reformasi, secara konsisten terus mengawal persoalan yang dihadapi bangsa dan negara termasuk masalah pembangunan karakter bangsa.
“FRI merupakan sebuah paguyuban yang konsentrasi terhadap permasalah bangsa yang mendapat tempat di negara ini,” ujar Prof Suyatno yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka).
Tampil sebagai narasumber pada seminar nasional dan FGD ini, yakni Kepala Biro Sekretariat Pimpinan MPR RI Muhammad Rizal, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Intan Ahmad, staf Ahli Mendikbud bidang Pembangunan Karakter Arie Budhiman, dan Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia Rochmad Wahab.
Menurut Prof Suyatno, revolusi industri generasi ke-4 dan semakin kuatnya pengaruh globalisasi, generasi muda Indonesia yang saat ini dikenal dengan generasi milenial kurang mengetahui karakter bangsanya sendiri yang mengandung nilai-nilai luhur Pancasila.
Akibatnya, generasi muda saat ini kehilangan arah sehingga memunculkan konflik-konflik seperti penyalahgunaan narkoba, radikalisme, gaya hidup materialistik dan intoleran. Kecenderungan generasi muda saat ini yang memiliki literasi rendah menjadikan mereka generasi yang kreatif, ingin serba instan dalam menyelesaian pekerjaan, dan rentan terhadap plagiarisme.
Untuk itu diperlukan kembali penguatan pembangunan karakter bangsa agar dapat menjadi bangsa yang berdaya saing berdasarkan Pancasila.
Dalam hal ini Forum Rektor Indonesia merekomendasikan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membangun karakter bangsa. Pertama, pendidikan karakter harus dimulai melalui pendekatan agama yakni mendekatkan generasi muda dengan pemuka agamanya dan kitab sucinya.
Kedua, pendidikan karakter harus memberikan generasi pemuda pemahaman terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Ketiga bahwa pendidikan karakter juga harus didukung dengan peningkatan keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge)
FRI juga mengingatkan bahwa pendidikan karakter bangsa tidak bisa berdiri sendiri dan bukan hanya ditargetkan untuk siswa, mahasiswa, dan masyarakat namun juga bagaimana pendidikan karakter menyentuh ranah pemerintahan. Pendidikan Karakter harus didukung dengan penegakkan hukum (law enforcement) yang tegas dari pemerintah.
Pendidikan karakter juga perlu dimulai dari ranah keluarga, sekolah, kampus, dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sarana atau fasilitas keagamaan yang menunjang pendidikan karakter generasi muda, mengingat pentingnya agama sebagai tuntunan setiap insan yang beriman.
Karakter juga harus diletakkan sebagai fondasi yang harus dibangun sejak dini melalui beragam media seperti seni dan budaya karena di dalamnya tidak hanya mengandung tontonan tetapi juga tuntunan. Pemaparan seni dan budaya dapa t mengenalkan kembali kepada generasi muda akan kearifan lokal (local wisdom).
Dalam penerapannya, perlu dibangun suatu road map dalam membangun karakter untuk mencapai tujuan oleh para stakeholder terkait agar terlihat capaian-capaian program pembangunan karakter ini.
“Roadmap ini kemudian diterjemahkan lagi ke dalam action plan jangka pendek dan jangka panjang yang akan dirumuskan bersama,” tukas Prof Suyatno.
Sementara itu Rektor UTI, Nasrullah Yusuf dalam sambutannya mengatakan seminar nasional dan FGD merupakan program kerja kelompok FRI diperuntukkan bagi para guru, mahasiswa, UMKM, dan semua yang berkepentingan dalam membangun bangsa.
“Kegiatan ini tidak hanya eksklusif untuk FRI saja, melainkan untuk seluruh anak bangsa di negara ini dalam membangun karakter bangsa,” jelas Nasrullah.