SOLO, MENARA62.COM – Tim BaraTea Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang mengusung inovasi Briket Arang Premium dari Limbah Ampas Teh, berhasil meraih juara 3 dalam ajang Lomba Green Entrepreneurship Competition kategori Internasional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah VII yang berlangsung di Universitas Kristen Petra Surabaya.
Dalam kompetisi yang diikuti oleh 417 peserta dari empat negara, yaitu Indonesia, China, Filipina, dan Vietnam, Tim BaraTea UMS menunjukkan bahwa limbah ampas teh dapat diubah menjadi solusi ramah lingkungan yang sekaligus mendukung ekonomi sirkular.
Tim BaraTea, yang terdiri dari Hana Rafiah sebagai Ketua Tim, Cavella Noor Putri Anisa, Ayunda Mustikaning Astuti, Elduardo Octavio Rasyid, dan Wida Tri Prasetyo sebagai anggota, berhasil menembus babak final setelah melalui seleksi ketat dari 27 tim yang bersaing.
Setelah mempresentasikan proposal inovasi pada (30/10/2024), Tim BaraTea UMS akhirnya diumumkan sebagai juara 3 pada hari Rabu (6/11/2024) di Universitas Kristen Petra Surabaya.
Salah satu anggota tim, Cavella Noor Putri Anisa mengungkapkan perasaan harunya setelah tim mereka berhasil meraih prestasi di ajang internasional ini.
“Jujur saya merasa senang dan terharu. Kami bisa bersaing dengan mahasiswa dari berbagai universitas, baik negeri maupun swasta, dari luar negeri. Di tengah padatnya aktivitas dan tugas skripsi, kami berhasil menyelesaikan lomba internasional ini dan membawa bendera Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi kami,” ungkap Cavella pada Jum’at (8/11/2024).
Pencapaian ini, lanjutnya, merupakan langkah awal bagi BaraTea untuk terus berkembang. Tim ini berencana untuk terus mengembangkan produk mereka dan mencari mitra untuk memproduksi briket secara lebih luas. Mereka juga berharap agar Baratea dapat diterima lebih banyak oleh masyarakat sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Inovasi dari Tim BaraTea mengingatkan kita bahwa solusi lingkungan tidak selalu harus mahal atau rumit. Dengan kreativitas dan semangat wirausaha, bahkan bahan yang dianggap sampah sekalipun bisa menjadi sumber daya yang bernilai tinggi. Kini, BaraTea membuktikan bahwa perubahan kecil bisa memberikan dampak besar bagi dunia.
“BaraTea bukan hanya tentang memenangkan lomba, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi. Kami berharap inovasi ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk melihat potensi besar dalam limbah yang sering kali diabaikan,” ungkap Dosen Pembimbing Tim, Nuqthy Faiziyah, M.Pd.
BaraTea menawarkan solusi inovatif dengan mengolah limbah ampas teh, yang biasanya dibuang begitu saja, menjadi briket arang premium. Produk ini tidak hanya mengurangi penumpukan limbah, tetapi juga memberikan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Briket ini, yang diproduksi dengan proses mudah dan harga terjangkau, menawarkan berbagai keunggulan, seperti daya tahan yang lebih lama dan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dibandingkan briket arang konvensional,” paparnya.
Lebih dari sekadar produk ramah lingkungan, BaraTea memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi sirkular dan meningkatkan perekonomian lokal. Dengan biaya produksi yang rendah, Baratea dapat diproduksi oleh industri kecil dan menengah (IKM), membuka peluang usaha baru, serta menciptakan lapangan kerja.
“Selain itu, penggunaan Baratea dapat mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya penghematan energi di masyarakat,” pungkasnya. (*)