SOLO, MENARA62.COM – Tim Mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil memenangkan Gold Medal Essay National Education Competition yang terdiri dari 100 tim finalis essay dan business plan dari berbagai universitas di Indonesia.
Ketua Tim, Amirul Chanifah menyampaikan terobosan yang dirancang oleh tim mengangkat tema mengenai teknologi di bidang pertanian. “Lomba ini diawali dengan submit file secara online, yang diikuti kurang lebih 600 peserta. Kemudian dipilih 100 finalis, dengan kategori lomba essay dan business plan. Tahap berikutnya adalah presentasi. Peserta akan dinilai dari pemaparan materi dan tanya jawab itu poin paling besar. Alhamdulillah, pas pengumuman kami berhasil mendapatkan Gold Medal,” ungkapnya, Rabu (15/11).
Menurutnya, inovasi di bidang pertanian ini sangat minim terutama dalam memanfaatkan teknologi. Kebanyakan petani masih menggunakan alat yang konvensional atau alat-alat tradisional. “Kami dari mahasiswa Teknik Kimia, tetapi memiliki ketertarikan atas isu-isu yang sedang terjadi di sekitar. Hingga akhirnya kami menggandeng Pak Hardika sebagai dosen yang ekspert dalam hal teknologi,” ujar Amirul saat diwawancarai.
Seperti dalam kasus penyerangan tikus pada tanaman padi, lanjutnya, penyerangan tikus menjadi ancaman bagi petani setiap musim panen. Tanaman padi yang rusak akibat diserang tikus biasanya tumbuh tidak optimal dan sebagian tangkainya akan hilang. “Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya solusi yang sesuai dengan gerakan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Good Health and Well-being, Industry, Innovation, and Infrastructure, Responsible Consumption and Production, Climate Action, Partnerships, for the Goals,” jelas Mahasiswa Teknik Kimia itu.
Meninjau hal tersebut, pemanfaatan teknologi merupakan solusi yang tepat dan efektif untuk digunakan dalam mengatasi serangan hama tikus. Alat pembasmi tikus dengan prinsip teknologi panel surya yang dimodifikasi dapat menjadi alternatif pembasmi tikus yang ramah lingkungan menggunakan gelombang suara ultrasonik. “Selain itu, alat ini juga dilengkapi sensor pendeteksi pH tanah untuk memudahkan petani dalam mengatur penambahan pupuk terhadap lahan pertaniannya. Dalam kelanjutan dari program ini, kami juga bekerjasama dengan Desamind sehingga diharapkan dapat membantu lebih banyak petani,” tegasnya.
Inovasi teknologi ini, tambahnya, diharapkan bisa membantu menurunkan intensitas penyerangan hama tikus sawah terhadap tanaman padi sehingga sedikit kemungkinan petani mengalami gagal panen dan meningkatkan hasil panen dengan penambahan pupuk yang sesuai pada lahan pertanian.
Amirul Chanifah berharap, teknologi ini bisa diproduksi dan dirancang dengan harga yang terjangkau, sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani di Indonesia.
Anggota tim, M. Rizki Abid Pratama juga berharap, program ini dapat masuk ke exhibition atau pameran nasional maupun internasional. Besar harapan, pertanian di Indonesia dapat menjadi pertanian berkelanjutan, sehingga tidak melakukan impor beras dari luar negeri. “Program ini turut mendukung SDGs, dengan meningkatkan kualitas berasnya sendiri, meningkatkan produksi panen dari petani. Sehingga semakin bertambahnya tahun, teknologi sangat penting dimanfaatkan dalam pertanian,” kata Rizki.
Menurut dosen pembimbing, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., MSc.ITE., mengungkapkan selama proses mengikuti perlombaan, Rizki dan Amirul memang sudah menunjukkan daya juang dan semangat berprestasi yang tinggi. “Saya rasa, inilah salah satu hal penting yang harus dimiliki mahasiswa. Semoga dengan prestasi yang diperoleh ini, semakin menambah semangat untuk berkarya dan memberi manfaat bagi sekitar ataupun melalui pengembangan inovasi dan ilmu pengetahuan,” ungkap Dosen Pendidikan Teknik Informatika UMS itu.
Lomba Essay tersebut diselenggarakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bumi Siliwangi Bandung, yang berkolaborasi dengan inkubator pendidikan Education.hub pada tanggal 10-12 November 2023. (*)