BANDUNG, MENARA62.COM – Kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini jumlahnya meningkat tajam. Tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat yang menjadi garda terdepan penanganan pasien Covid-19 sudah banyak yang berguguran.
Karena itu dibutuhkan komitmen dan konsistensi dari pimpinam- pimpinan institusi kesehatan untuk melakukan monitoring, evaluasi, dan bagaimana cara mengedukasi semua staf yang ikut melayani masyarakat termasuk dalam penanganan Covid-19.
“Sertifikasi rumah sakit memang penting, tetapi jauh lebih penting lagi adalah bagaimana kita para tenaga kesehatan tetap konsisten dan komitmen dalam menangani kasus Covid-19 ini,” ungkap Prof. dr. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT-KL (K), MARS, Dirjen pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, dalam acara World Patient Safety Day di RSHS, Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/09)
Dalam penanganan pasien Covid-19, tenaga kesehatan baik dokter maupun para perawat, ikut menjadi korban. Dikarenakan tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam hal ini.
Menurut Abdul Kadir penambahan jumlah pasien Covid-19 yang semakin tinggi, akan dengan sendirinya juga memberikan beban yang sangat besar kepada tenaga kesehatan. Sebab jumlah pasien Covid-19 yang meningkat, tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kesehatan. Ini faktor mengapa tenaga kesehatan juga ikut menjadi korban.
Pada saat awal kasus Covid-19 di Indonesia, hampir rata-rata semua instutusi pelayanan kesehatan tidak siap. Tidak melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap, karena pada saat itu APD yang dimiliki rumah sakit sangat terbatas. Maka semua tenaga kesehatan melayani pasien dengan APD yang seadanya. Ini juga merupakan salah satu mengapa tenaga kesehatan ikut terpapar virus corona.
Abdul Kadir juga mengatakan masyarakat perlu mendapatkan edukasi. Mereka perlu mendapatkan sosialisai untuk bisa menerapkan protokol kesehatan. Ini penting sekali karena jika tidak dilakukan sosialisai, maka tidak mungkin para tenaga kesehatan dapat melewati masalah ini sendirian. Kemampuan tenaga kesehatan terbatas, begitu juga rumah sakit. Ada saat dimana para tenaga kesehatan sudah tak mampu menangani kasus ini, karena peningkatan kasus yang sangat tajam.
“Kita harus lakukan mitigasi dan ikut menjadikan masyarat menjadi garda terdepan dalam kasus ini,” lanjutnya.
Untuk melakukan proteksi dan motivasi kepada tenaga kesehatan, lanjut Abdul Kadir penting dilakukan screaning, melakukan tes kesehatan kepada semua tenaga kesehatan, agar bila mereka terinfeksi akan mudah untuk mendeteksi dan cepat melakukan pemutusan rantai penyebaran.
“Jangan melakukan pekerjaan, bilamana tidak dilengkapi APD, karena itu akan mengancam nyawa,” tutup Abdul Kadir.